Sembilan Fakta Tentang Palu Pra dan Pasca Tsunami




Semasa kecil,  bagiku Indonesia hanyalah Jakarta. Beranjak remaja,  bagiku Indonesia adalah pulau Jawa. Mana pernah terbayangkan dalam benak Indonesia itu ada pulau-pulau lainnya? Tapi qadarallah semua berubah ketika aku memasuki dunia perkuliahan.

 I was out of my comfy zone. Ya,  aku berkenalan dengan banyak orang di luar sana. Kakiku mulai menginjakkan lebih banyak daerah di pulau Jawa bahkan luar Jawa.  Salah satunya kota Palu.

Takdir Allah membawakan kembali ke kota ini dalam kondisi berbeda. Baru saja kemarin aku pulang dari kota ini. Rasanya ingin kurangkum sekelumit cerita tentang Palu,  khususnya bagi kalian yang belum pernah datang ke kota ini 



1. Palu Kota Lima Dimensi



Seorang kawan pernah bilang padaku,  "Palu itu kota tiga dimensi lho!"

Sayangnya dia ngga ngasih tahu maksudnya apa?

Kali pertama tiba di Palu, aku masih belum bisa mencerna makna kata 'Tiga Dimensi' . Duh ketahuan deh nilai geografi ngga remedial ngga mengimplementasikan tahu anything about geography,  hehe.

Back to topic. Apakah maksudnya kota tiga dimensi semacam kubus,  balok,  dan sejenisnya.  Hehe,  itu mah matematika banget.

Well perlahan tapi pasti kudapat jawabannya beberapa hari setelah kedatangan.  Maksud Palu kota tiga dimensi adalah Palu dikelilingi oleh 3 kontur geografis yang berbeda; gunung,  laut dan lembah. Meskipun ternyata di beberapa referensi yang kubaca Palu adalah KOTA LIMA DIMENSI yang dikelilingi oleh lembah, lautan, sungai, pegunungan, dan teluk.

💙Palu punya gunung Gawalise,  gunung Matantimali.  Juga bukit-bukit kecil lainnya khususnya di wilayah Tondo. 

💙Palu punya laut,  atau lebih tepatnya teluk, yang unik. Pantainya sendiri disebut pantai Talise. Salah satu yang unik, di tengah lautnya ada pohon jomblo dan masjid terapung. 


Coba,  mana ada kota lain yang di dalamnya ada 5 dimensi sekaligus? Tapi Palu,  iya!

2. Nasi Kuning: Sarapan ala Palu
Pertama kali tiba di Palu pada tahun 2014, aku diajak sarapan nasi kuning. Kukira hanya hari itu,  ternyata demikian hari-hari berikutnya. Belum lagi,  di sepanjang jalan sangat sering aku lihat penjual nasi kuning. 


Oalah ternyata memang nasi kuning adalah sarapan umum di Palu. Berbeda dengan di Jakarta,  hanya pilihan saja.

3. Palu Bisa (Terserang) Tsunami

Salah satu hal yang kusuka dari Palu adalah lautnya yang tenang di pagi hari dan berada di pusat kota. Mana pernah kuduga tsunami bisa menyerang kota ini. Sepengetahuanku, laut yang berasal dari teluk, ngga akan bisa tsunami. Tapi ku salah..


September 2018, berita tsunami itu hadir.  Betapa takdir Allah tak terduga tapi begitu nyata. Betapa sangat mudah bagi Allah melakukan apapun kehendaki.

Shocked? Yes. Sad?  Of course. Ya Allah,  aku punya teman rasa keluarga disana..  Walaupun ngga ada disana tapi aku bisa merasakan betapa traumanya mereka..

Selanjutnya aku akan share apa saja yang terjadi dan berubah pasca tsunami di Palu.

4. Talise Tak Seramai Dulu


Hari kedua tiba di Palu aku diajak seorang teman menyusuri sepanjang Talise, bekas tsunami. Ya,  dulunya di sepanjang bibir pantai ramai orang berjualan.  Kini semua sudah hancur luluh lantak.  Bahkan bagi orang-orang yang peka masih terasa bau anjir darah.  Ya disinilah terdapat banyak korban bergelimpangan :(

Enam bulan pasca bencana Talise sama sekali berbeda. Penjaja makanan di tepatnya tinggal segelintir saja. Jika malam sudah tiba tak seorangpun berani berada disini. Talise tak lagi seramai dulu..

5. Tempat Wisata Dadakan
Suatu siang aku lewat di jalan sekitar Tondo,  seingatku di jalan Sekarang Hatta, banyak kios kios penjaja makanan.  Ternyata memang tiap malam disini ada pasar malam. Menurut salah seorang temanku sebagian penjualnya adalah korban pedagang pinggir Talise yang selamat.  Jadilah ini pasar malam dadakan.

Tak hanya di sepanjang jalan ini, Balaroa,  Petobo dan Jonooge pun mendadak jadi wisata dadakan.  Ya,  tiga tempat yang terkena dampak likuifaksi tersebut kini seperti kota mati tapi banyak yang kesana untuk mengetahui sisa-sisa yang ada.  Meskipun menurut mereka yang pernah datang,  ngga ada sisa apapun.  Aku sendiri ngga sempat mengunjunginya :(

Ngomong-ngomong soal Petobo dan Jonoego,  dua tempat yang pernah kudatang di kali kedua kudatang kesini.  Sungguh ku tak menyangka..

6. Selamat Tinggal Pohon Jomblo
Begitu mendengar tsunami menyerang Palu, aku langsung terpikirkan sebuah pohon yang tumbuh di tengah lautnya.  Dulu aku pernah berfoto disitu,  katanya itu salah satu keunikan yang ada disini. Pohon Jomblo namanya.

Dan..  Benar saja,  ketika kulihat kembali pohon itu sudah tinggal batangnya saja. Daunnya amblas diterima tsunami.. 

7. Masjid Terapung Sudah (Benar benar)  Terapung

Ada lagi keunikan kota Palu lainnya,  yaitu sebuah masjid yang berdiri di tengah laut.  Orang menyebutnya Masjid Terapung. Dulu aku sempat berfoto disini tapi sayang ngga berani masuk ke dalamnya. Begitu kembali kesini,  ternyata masjid ini sudah tidak lagi dapat digunakan akibat gempa dan tsunami. :(

"Dulu ia tertancap di laut,  kini ia sudah benar-benar jadi masjid terapan karena sudah mengandung di atas laut." ujar salah seorang temanku.

8. Runtuhnya Sang Ponulele
Salah satu Ikon kota Palu yang fenomena adalah jembatan Kuning atau jembatan Ponulele,  sebuah jembatan penghubung di Palu dengan tepatnya berwarna kuning. Dulu aku sempat berfoto disini,  tengah malam,  hehe.  Karena kalau pagi-malam jembatan ini ramai lalu lalang.

Sayangnya ketika gempa datang,  jembatan ini seketika hancur setengahnya. Entah apakah akan dibangun kembali atau tidak :'(

9. Palu dan Teman Rasa Keluarga yang Selalu Ada
Palu,  Januari 2016


Teman rasa keluarga? Yes, beberapa kali datang kesana membuatku akrab dengan teman-teman disana yang (dulunya) juga sesama mahasiswa.  Sebab dari mereka ku belajar banyak hal; solidaritas, kebersamaan,  tolong menolong dan kolaborasi tanpa batas.
Palu,  Desember 2015


Palu Desember 2015

Tsunami tak menghilangkan silaturahimku dengan mereka.  Buktinya ketika kukabari kesana tempo hari,  mereka masih setia menyambutku.

Well itu dia sembilan fakta kota Palu Pra dan Pasca tsunami yang kutabu sejauh mataku memandang.

Tsunami boleh saja menghancurkan fisik bangunan dan rumah mereka..  Tapi semangat mereka tak akan hancur.  I believe that!

29 komentar:

  1. Semua sudah suratan takdir Nya aya.
    Tinggal kita sekarang menata kembali apa yang sudah terjadi semoga bisa lebih baik lagi. Saya salut sama masyarakat Palu, atas keteguhan serta ketabahan atas musibah yang telah melanda. Semangat! Kami di Jawa ikut merasakan apa yang masyarakat Palu rasakan...

    BalasHapus
  2. Mantan patjarku orang Palu #eaaaa sedih banget pada saat Palu terkena bencana :( semoga Palu segera pulih dan antik seperti dulu

    BalasHapus
  3. Ya, semua sudah takdir, mungkin Palu memang ditakdirkan melewati masa seperti ini. Semoga pasca bencana, Palu kembali normal dan lebih baik dalam segala hal :)

    BalasHapus
  4. Semoga Palu terus bangkit dna kembali indah. Tidak ada yang tidak mungkin bila Allah sudah berkehendak. Seperti perkiraan tidak mungkin ada tsunami karena di teluk, kenyataan berbicara sebaliknya. Insya Allah, Palu juga bisa kembali bangkit

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga saya bisa ke Palu. Jadi tertarik setelah mengetahui kalau Palu kota tiga dimensi

      Hapus
  5. Apa yang terjadi memang diluar kuasa manusia karena semuanya sudah takdir dari Allah. Kalau aku sekarang lebih baik menjaga yang ada agar tidak rusak, karena gempa pun bisa terjadi karena manusia tidak merawatnya.

    BalasHapus
  6. Masya Allah, pas baca ini gak kebayang gimana kehidupan di Palu pasca bencana. Dan ini benar-benar pelajaran banget ya buat kita semua. Sejatinya, hanya Allah ya sebaik-baiknya tempat kembali

    BalasHapus
  7. Semoga sekarang palu bisa kembali bangkit dan bangun menjadi lebih baik lagi ya mbak. Fenomena alam yang sungguh dahsyat.

    BalasHapus
  8. Yampun benar benar sudah berubah semua pasca Tsunami ya. Semoga masyarakatnya bisa segera bangkit lagi. Aamiin

    BalasHapus
  9. semoga Palu bisa segera bangkit lagi yaa setelah gempa kemarin.

    BalasHapus
  10. selalu sedih kalo ada kota yg tertimpa musibah alam begini. apalagi yg banyak memakan korban :( semoga palu bisa pulih seperti dulu ya mba .. aku belum pernah ksana.. tp ngerti banget gmn rasanya balik ke kota yg dulu pernah jd tempat tinggal kita sebelum ditimpa musibah.

    aku sndiri lama di aceh. pas aceh tsunami, aku sedang kuliah di tempat lain. banyak bgt teman, dan rumahku sendiri rata ama tanah. alhamdulillah papa mama dan adek2 sdg ada di tempat lain. gpp lah hrta hilang.. itu biaa dicari, yg ptg keluarga selamat semuanya. walopun temen2ku banyak sekali yg jd korban.

    BalasHapus
  11. Jadi kondisi Palu yg sekarang gimana? Apa sudah ada pembangunan kah? Semoga lekas pulih lagi ya, Mba. Btw, macam doa aja ya nama itu. Diberi nama masjid terapung dan benar2 terapung.

    BalasHapus
  12. semoga palu bsia pulih kembali ya

    BalasHapus
  13. jadi tahu tentang daerah palu, bahwa sarapannya pake nasi kuning. terima kasih kakak informasinya

    BalasHapus
  14. Sepupuku juga tinggal di Palu karena ikut suaminya. tapi waktu kejadian tsunami itu dia lagi ada di bandara Juanda mau balik ke rumahnya di Palu. Jadi dia nggak kena bencana, yang kena malah suami dan anak-anaknya tapi untunglah semua selamat Alhamdulillah.

    BalasHapus
  15. Semoga Palu bisa kembali pulih dan kehidupan masyarakatnya menjadi lebih baik lagi. Aamiin.

    BalasHapus
  16. Semangat Masyarakat Palu dan sekitarnya Kami sebagai saudara sebangsa dan setanah air ikut merasakan duka yang dirasakan di sana pasca bencana

    BalasHapus
  17. Keluargaku banyak disana mbak evi dan syok ketika mendengar palu diterjang tsunami, gak percaya tapi keluarga selamat semua. Sekarang palu memcoba memulihkan diri ya mbak

    BalasHapus
  18. Wowww teluk? baru tau saya.
    Ternyata bisa juga kena efek tsunami ya?

    Btw nasi kuning kayaknya bukan cuman sarapan di Palu aja, hampir di semua Sulawesi hehehe.
    Dulu saya paling suka sarapan nasi kuning pakai ikan cakalang goreng yang ditumis pedas, kata orang tumis balado.

    Belum pernah ke Palu, tapi sebagai orang yang pernah hidup di Sulawesi, saya tau bagaimana cantiknya Palu, apalagi berdekatan dengan laut

    BalasHapus
  19. Semangat saudara saudara di Palu dan sekitarnya. semoga semua ini ada hikmah ya buat kita...

    BalasHapus
  20. Sedih lihat kondisi Palu yang sekarang
    Tapi kalau Tuhan sudah berkehendakemang tak ada yang bisa melawannya

    Semoga Palu kembali bangkit dan pulih
    Lebih maju dari sebelumnya

    BalasHapus
  21. Tsunami boleh meluluh lantahkan akan tetapi tidak boleh menghancurkan semangat berjuang . Biar semangat dan selamat maka pagi pagi harus makan nasi kuning.

    Kalau di Jakarta nasi kuning untuk kenduri

    BalasHapus
  22. Ya Allah... siapa juga yang mengira ya Mbak laut setenang itu bisa jadi tsunami, Palu yang terkenal cantik kotanya bisa hancur kena gempa.

    BalasHapus
  23. Aku juga baru tahu dari postingan ini kalau Palu itu disebut sebagai Kota Dimensi hihihi.... Semoga di Palu tidak mengalami tsunami lagi yaa

    BalasHapus
  24. Ya Allah,, sedih y mba,, mudah2an setelah pasca masyarakt Palu bisa bangkit lagi,, aplg klo Ada teman dn kluarga tinggal disana turut merasakn Juga kesedihan mereka

    BalasHapus
  25. Banyak kakak tingkatku yang jadi korban bencana di Palu. Ada yang baruuu aja beli rumah n ngajak anak istrinya menetap di Palu setelah LDM bertahun-tahun. Eh baru sebulan di Palu kena bencana itu dan rumahnya termasuk yang tertelan bumi. Akhirnya sekarang balik ke kota asal lagi, anak-anaknya masih trauma.

    Semoga gak ada lagi bencana di Palu dan wilayah di Indonesia lainnya. Aamiin.

    BalasHapus
  26. Suka sedih kalau teringat dengan musibah di Palu. Meskipun banyak bangunan yang hancur tapi kenangan selamanya akan tetap hidup. Semoga Palu cepat pulih seperti sediakala :)

    BalasHapus
  27. walau pun kota kenangan terkena bencana alam, yang terpenting masih bisa bersilahturahmi dengan orang tercinta di sana lagi :)
    Semoga masyarakat di sana juga sudah bisa move on dari bencana tersebut :)

    BalasHapus
  28. Palu adalah KOTA LIMA DIMENSI yang dikelilingi oleh lembah, lautan, sungai, pegunungan, dan teluk. wah ... menarik sekali nih liputannya. terima kasih kakak informasinya

    BalasHapus