Upayaku Cegah Sisa Konsumsi di Rumah Tangga dan Bisnis

 


Cegah agar meminimalisasi kegiatan pilah yang membuat lelah.


Itulah kalimat yang cukup ngena buatku saat memasuki materi ketiga dari Kelas Belajar Zero Waste. Ahh iya memang dalam segala hal, mencegah lebih baik daripada mengobati, ya.


Memang, sekalipun namanya zero wate tapi sesungguhnya di dunia ini tidak ada yang benar-benar nol dalam menghasilan sampah. Zero waste adlaah bagaimana meminimalisasi sisa konsumsi dengan tindakan preventif lebih banyak dibanding solutif. 

Bicara soal cegah, jadi ingin membuat daftar langkah sederhana yang sudah aku dan keluarga kecilku lakukan untuk meminimalisir sisa konsumsi. 

Aku membaginya menjadi sampah organik (termasuk food waste) dan sampah anorganik. Salah satu "musibah" yang ditimbulkan dari makanan adalah foodwaste. Foodwaste atau sampah sisa makanan sisa sendiri adalah pasokan makanan yang masih dapat dikonsumsi manusia namun secara sengaja dibuang karena sengaja maupun tidak sengaja dirusak atau kadaluarsa.

Sampah makanan juga bisa terjadi akibat kehilangan makanan (food loss) yang disebabkan oleh tidak berfungsinya sistem produksi dan pasokan makanan.

Sampah makanan di Indonesia tak bisa dianggap sepele. Beberapa fakta tentang sampah makanan di Indonesia berhasil membuatku tercengang. Apa saja sih fakta sampah makanan di Indonesia?


1. Setiap orang menghasilkan sampah makanan 300kg/tahun

2. Indonesia menghasilkan sampah makanan hingga 13 juta ton per tahun

3. Sampah makanan dalam setahun, jika dikelola dengan baik bisa untuk konsumsi 28 juta orang

4. Indonesia menduduki posisi kedua sebagai negara penghasil sampah makanan terbanyak di dunia

5. Jakarta menjadi penyumbang sampah makanan terbesar

6. Jika dirupiahkan, sampah makanan setara dengan Rp27 triliiun

7. Ketersediaan pangan di Indonesia semakin rentan

Untuk meminimalisasi ada beberapa hal yang aku lakukan sebagai upaya pencegahan maupun pengurangan antara lain:


Memperhatikan tanggal kadaluwarsa

Setiap kali membeli makanan/minuman berkemasan, aku selalu memperhatikan tanggal kadaluwarsa. Jika untuk konsumsi berkali-kali maupun sekali konsumsi, aku memilih yang tanggal kadaluwarsa nya lama.

Secara berkala aku juga memeriksa tanggal kadaluwarsa makanan di rumah. Menaruh makanan di tempat yang mudah terlihat juga meminimalisasi kemungkina kita "lupa" terhadap makanan/minuman tersebut.


Berbelanja Sesuai Kebutuhan

Bagi ibu rumah tangga atau yang bertanggungjawab terhadap dunia perdapuran rumah tangga, kita harus mengetahui porsi makan masing-masing anggota keluarga. Berbelanja sesuai kebutuhan artinya sesuai jumlah dan porsi makan masing-masing anggota keluarga. 


Menyimpan dengan Benar dan Baik

Saat ini semakin marak informasi seputar food atau meal preparation yang diartikan sebagai metode menyiapkan makanan dalam wadah, sehingga jika saat memasak tiba, kita tinggal.

Kita tidak harus melakukan food/meal preparation dengan membeli beragam wadah astetik, gunakanlah wadah yang baik. Bukan soal adahnya, namun bagaimana cara menyimpan bahan pangan yang benar dan baik untuk meminimalisasi busuk atau rusak sehingga kita juga ebrkontribusi meminimalisasi sampah dari bahan pangan.


Ambil Makan Secukupnya dan Habiskan Makananmu

Ambillah porsi makan secukupnya. secukupnysecukupnya. Sebisa mungkin hindari makan di saat sangat lapar karena bisa memicu kita mengambil banyak makanan, melebihi kebutuhan kita. 


Makananmu tanggungjawabmu.

Setelah mengambil porsi makan, habiskan makananmu. Jika pada akhirnya kamu tidak bisa menghabiskannya, hindari membuangnya begitu saja. Pastikan juga makanan di rumah yang dimasak atau dimiliki habis. Kamu bisa membagikannya pada tetangga dekat jika dirasa berlebih. 

Kembali lagi, mencegah lebih baik daripada mengobati. Itulah mengapa penting mengebali porsi makan setiap anggota keluarga termasuk diri sendiri. Masaklah dan makanlah sesuai kebutuhan.

Ya, bisa dibilang baru sederhana banget. Belum sampai mengompos, membuat ecoenzyme dan lain sebagainya.


Sampah Anorganik

Beberapa langkah yang sedang aku lakukan untuk mencegah lebih banyak sisa konsumsi antara lain:

Membeli Makanan/Minuman Jadi dengan Wadah Sendiri

Ini biasanya terjadi ketika kami tidak memasak karena satu dan lain alasan yang menyebabkannya harus membeli makanan jadi. Ada juga ketika kami sedang ingin membeli sesuatu, misal membeli jajanan pasar, selalu kami upayakan membawa wadah sendiri. Meski masih ada lupanya. 


Berbelanja di Minimarket/Supermarket/Pasar dengan Tas Kain

Ini rasanya sudah lama digaungkan bahkan menjadi langkah paling sederhana yang bisa dilakukan. Aku senang sekali sewaktu di tahun 2019 pemkab domisiliku memberlakukan larangan plastik kresek di minimarket.


Membeli dalam Bentuk Curah

Pernah dengar bulkstore? Bulkstore ini tak terlepas dari zero waste lifestyle, indeed. Tapi sayangnya di domisiliku belum ada bulkstore, paling dekat jaraknya 20km-an. Tapi syukurlah warung disini menjual beras dan terigu secara curah sehingga aku bisa membeli tanpa kemasan sekali pakai.


Membeli Kemasan yang Lebih Besar

Sebenarnya aku masih agak bingung apakah ini masuk dalam langkah preventif karena ternyata subyektif. Tapi tak apalah aku tulis, kalo kalian ada pendapat tnetang ini, silakan dituliskan di kolom komentar ya. 



Membeli Produk Ramah Lingkungan

Produk ramah lingkungan artinya yang memberi dampak buruk lebih kecil dibandingkan produk konvensional. Kuakui ini ngga mudah sih apalagi banyak produk zerowaste yang "diklaim" lebih mahal, tapi kita bisa kok menyiasatinya dengan memakai yang benar-benar dari alam. Misalnya, lerak untuk cuci piring dan sikat gigi bambu. 


Memakai Sabun dan Sampo Batang Alami

Ini baru banget aku coba. Selama ini "larut" dalam pesona sabun dan sampo cair. Baru ngeuh kalo yang batangan itu "lebih ramah" setahun lalu. Alasan utamanya kemasannya yang tidak besar tapi masa pakainha lebu lama daripada yang berbentuk cair. Lebih-lebih yang alami, lebih aman untuk lingkungan. 


Memberi Pesan Hijau ke Penjual

Ketika "terpaksa" membeli secara daring, sebisa mungkin berusaha memberi pesan hijau dengan packaging beruoa koran/kertas bekas atau kardus saja.  


Itu tadi beberapa usaha sederhana yang bisa aku dan keluarga kecilku lakukan dalam upaya mencegah sisa konsumsi, dari rumah. 

Cegah Sisa Konsumsi di Sektor Usaha dan Bisnis

Oh ya aku pribadi memiliki usaha tepatnya Birupink Bookstore. Disini aku juga berusaha mencegah sisa konsumsi. Berikut beberapa usaha sederhanaku di sektor usaha yang aku lakukan

  • Menggunakan kemasan kertas coklat
  • Memberi pesan hijau dan edukasi pada (calon) customer
  • Menawarkan jasa titip jual buku sebagai upaya membeli bekas sebelum membeli baru
  • Meminta penerbit mengirimkan produk dalam

Semoga apa yang aku bagikan, ada yang bisa diambil manfaatnya ya. Yuk semangat menjalani hidup berkesadaran dan minim sampah! 


#belajarzerowaste #bzwbatch8 #kelasbelajarzerowaste #belajarzerowaste2021

0 komentar: