YERT 2013: Karena Kita Pe(ndidik)muda! [1st Day]


YERT 2013 Big Family

Bismillahirrahmanirr­ahim.
Halo, kawan-kawan. Kembali lagi dengan Visya Blue~ Oke kali ini aku akan menceritakan kisahku mengikuti sebuah konferensi. Eits, bukan nuklir, bukan pula energi, melainkan pendidikan! Huaaaa akhirnya kembali (?). Oke to the point.
Introduction:
Ada info konferensi pendidikan, namanya YERT (Youth Educators Regional Training) yang diadakan di 7 regional se-Indonesia, di antaranya Jakarta, Malang, Aceh, Palembang, dll. Udah niat banget mau apply, tapi entah kenapa belum ngirim-ngirim formulir.
Eh pas hari deadline pengiriman, barulah ngirim. Formulirnya itu isinya data pribadi dan pengalaman voluntary work. Kirim, lupakan. Oke.


Di hari pengumuman, entah kenapa pikiranku mulai galau. Pasalnya akan dipilih 40 applicant untuk mengikuti YERT di tanggal 28-29 Desember 2013 dan di tanggal 28 aku ada berbagai macam agenda. Entah kenapa, berharap ga lolos. Mungkin karena aku juga berekspektasi pada kegiatan lain. Tapi, lihat bagaimana Allah berkehendak saja.
Ngga taunya aku masuk waiting list. Tiba-tiba jadi pengen banget jadi peserta asli. Wah pasti seru banget ikut konferensi pendidikan. Heemm.. Dasar anak muda Alhamdulillah beneran masuk kuota peserta. Oke berarti harus melepaskan kesempatan yang lain itu. :') Yang aku pikirkan adalah bagaimana mengatur jadwal 3 agenda dalam satu hari? Oke, berpikir.

Sabtu, 28 Desember 2013
Kegiatan YERT hari ini dibuka pukul 09.00 tapi jam 08.00 aku berada di tempat lain, menyelesaikan satu amanah. Satu amanah selesai di pukul 10:30 WIB, berlanjut ke amanah selanjutnya pukul 11.00 WIB. Alhamdulillahirrabbi­lalaamiin, semua amanah selesai di pukul 12.30 WIB. Langsung tancap gas!
Setelah melalui padatnya jalanan Jakarta dengan kendaraan umum, plus acara nyasar di tempat acara, di USBI (Universitas Siswa Bangsa Internasional) di Pancoran, Jaksel. At last sampai juga aku di tempat acara. Saat itu baru selesai lunch, peserta diminta membaca sejenak materi setelah ini pada modul yang diberikan. Aku ikutan. Materinya tentang Six Thinking Hats. Wah jadi ingat beberapa minggu lalu daftar workshop ini tapi batal ikut dan Allah memberikan kesempatan lagi bagiku untuk mempelajari materi ini. :')
The mattery is delivered by Kak Dwi Puji A, entrepreneur

Nah, teman-teman disini udah pernah dengar tentang STH (kusingkat aja ya) alias 6 Topi Berpikir kah? Eits jangan keburu ngejudge itu topi yang mikir. No! STH adalah variasi cara berpikir individu yang dibagi menjadi 6. Berikut kujelaskan secara singkat jenis dan deskripsi topi
1. Topi merah
2. Topi hijau
3. Topi kuning
4. Topi hitam
5. Topi putih
6. Topi biru
Nah sudah jelas kan? Jadi yang manakah kamu?
Oke, setelah materi, lanjut diskusi. Setiap kelompok dibagi dengan cara berhitung, menjadi 6 kelompok. Tebak aku di topi mana? Topi BIRU, waw! Di kelompokku ada Yohana dari Medan, Kak Ayun dari Yogya, Rio dari Depok dan aku serta beberapa orang lainnya dari Jakarta. Anyway, meskipun ini regional Jakarta, tapi ada dari daerah-daerah lainnya. Let say Bandung, Yogya, Jambi bahkan Medan!
Singing together, lalala~

Kami mendiskusikan sebuah case study ditinjau dari setiap topi ini. Case study nya adalah..
Oke setelah diskusi, saatnya presentasi. Ditunjuklah beberapa topi untuk presentasi dan Q and A. Setelah itu kita diacak lagi menjadi enam kelompok dengan setiap kelompok terdiri dari perwakilan tiap topi. Kita menyampaikan apa yang telah kita diskusikan dengan kelompok kita. Alhamdulillah, sesi materi STH pun selesai. Wah serunya diskusi kala itu, jadi nambah ilmu baru!
Setelah itu peserta dibagi menjadi dua kelompok: education dan economic. Mereka akan mengadakan diskusi paralel sesuai topik tersebut. Lalu peserta dibawa ke ruang paralel masing-masing yang saling bersebelahan. Aku? Tentu saja di education. Tengteng, saatnya istirahat sholat ashar. Karena sedang berhalangan, aku memutuskan untuk stay di ruangan, istirahat sejenak lah setelah tadi siang berkejaran dengan bus demi ke tempat ini (Sya, Sya..).
Tenteng, saatnya diskusi paralel. Widih lumayan banyak juga di education issue. Anyway, total peserta YERT ini adalah 38 orang (kalo ga salah sewaktu lihat di absen). Selanjutnya seorang pemateri yang juga seorang panitia, memaparkan materi yang ada di modul, mengenai berbagai macam cara berpikir ditinjau dari keluasannya (?). Ada dynamic thinking, 10.000 meters thinking dan...
Presentation session

Lalu peserta diminta berkelompok untuk menggambarkan peta dunia. Kali ini di kelompokku ada Kholik dan kawan-kawan. Asli aku lupa, saking banyaknya kelompok
"Duh gimana ya?" Kholik sibuk mikir. Kita ga ada yang tau pasti gambar peta dunia, kalo Indonesia baru tau.
"Gimana ini?"
"Bentar, mikir mulu."
"Ah kebanyakan mikir, langsung kerja aja kek, Lik." protes yang lain. Tapi emang bener sih, hahaha.
Akhirnya Kholik mulai bekerja dengan ingatannya, set set set. Selesai~
"Wah, ternyata ada yang salah. Eropa juga belum kegambar."
Masya Allah
Nah dari situ kita belajar tentang berpikir lebih mendalam dan berpikir lebih luas.
Selanjutnya kita dihadapkan pada case study yang ada di modul tentang angka putus sekolah. Kita diminta menganalisa permasalahan spesifik di tiap paragraf. Nah disinilah ilmu tentang 3 tipe pemikiran diaplikasikan. Mulai dari yang awalnya membahas permasalahan secara keseluruhan dalam satu teks, sekarang menjadi beberapa paragraf.

Sesekali terdengar tawa membahana karena lelucon peserta laki-laki. Baguslah, ga serius-serius amat.
Oke singkat cerita sesi parallel discussion selesai. YERT hari pertama pun ditutup.
Eits tapi ga selesai sampai disitu! Kita masih ada sore keakraban. Kita, para peserta, menikmati cemilan sore dan teh hangat sambil mengobrol bersama. Memang sih agak terkotak-kotak antara lelaki dan wanita. Tapi kita dengan akrab langsung bernaris ria. Cekrek, cekrek. Then, panitia berusaha mencairkan suasana dengan mengajak kita semua berkumpul membentuk lingkara, oh no, persegi panjang.
Games pun dimulai. Aku agak lupa namanya apa. Tapi secara singkat games itu menggambarkan bahwa kita tidak boleh cepat menyerah untuk terus mengalami fase kedewasaan atau perubahan menuju arah yang lebih baik. Setelah games yang penuh tawa, dilanjutkan sharing session. Disini beberapa peserta menceritakan pengalaman apapun yang berkesan di hidupnya terkait pengabdian masyarakat, entrepreneurship dan dunia pendidikan. Kak Aye menceritakan tentang bisnis CoScience nya yang bergerak di dunia permainan edukatif anak-anak. Ada juga Ishaq yang menceritakan tentang program pengabdian masyarakatnya di suatu desa yang benar-benar terpencil. Dan pengalaman-pengalama­n lainnya.
Ah tak terasa waktu hampir menunjukkan adzan magrib. Saatnya kami berpisah. Weits, tenang, tenang, kami masih akan berjumpa esok hari. Mau tau gimana hari kedua kami? Baca disini ya..

0 komentar: