Tanya Jawab Kuliah Whatsapp "Perkembangan Anak Usia 1-3 Tahun, Si Kecil Harus Sudah Bisa Apa?"

Perkembangan Anak Usia 1-3 Tahun


Otak anak berkembang sangat cepat pada 1000 awal kehidupan, terlebih jika didukung lingkungan yang memberikan stimulus yang tepat. Aspek kognitif, bahasa (reseptif dan ekspresif), motorik (halus dan kasar), sosial dan email pun berkembang. Otak anak berkembang sesuai dengan sensori yang ada di tubuh mereka, yaitu melalui lima (panca) indera yang terdiri dari penglihatan (mata), penciuman (hidung), pendengaran (telinga), perabaan (kulit), dan perasa/ pengecapan (lidah).

Ketika lingkungan memberikan stimulus kepada anak, sistem syaraf pusat mengolah sensasi-sensasi yang dirasakan dari berbagai indera anak dan sensasi tersebut juga yang mendorong agar indera anak bergerak memberikan respon pada stimulus tadi. Nah, berkaitan dengan 1000 awal kehidupan anak, aku baru saja mengikuti kelas Whatsapp tentang perkembangan anak usia 1-3 tahun. Berikut tanya jawabnya.

1. Anak ku usia 3 tahun, malau bicara kadang masih susah dipahami dan kalau lagi ngambek suka susah untuk dibujuk. Dia akan berhenti sendiri ketika sudah capek nangis. Apa tahap ini wajar2 dalam usia anak 3 tahun?
Jawab:
Kondisi emosi yang dialami oleh anak bunda wajar karena di usia 3 tahun belum mampu mengendalikan emosinya sehingga harus dilatih. Yang perlu diperhatikan adalah ketika anak sudah berusia lima tahun ke atas tetapi belum mampu mengendalikan emosinya. Kemungkinan anak bunda mengalami frustrasi karena belum mampu mengemukakan isi pikiran dan emosinya secara baik (hal ini dilihat dari kemampuan bicaranya yang masih sulit dipahami). Kondisi ini wajar terjadi karena anak ingin dipahami tetapi kesulitan dalam mengemukakan isi pikirannya atau keinginannya. 

Sebaiknya ketika anak seperti ini, bunda coba pahami terlebih dahulu penyebab anak menangis karena apa, mencoba untuk memvalidasi perasaaannya dan cek juga respon bunda saat anak menangis ya bun. Sebagai contoh, saat ia menangis karena ingin makan coklat lebih dari yang seharusnya. Cara memvalidasi perasaan anak adalah “kamu kesal ya tidak boleh makan coklat lagi tetapi kita punya aturan sayang. Makan coklat hanya boleh 1x seminggu dan sekali saja. Ibu tetap pada aturan itu”. Hal ini menunjukkan bahwa bunda tetap berusaha untuk memahami perasaan anak tetapi tetap tegas dan konsisten dalam mematuhi aturan yang telah dibuat di rumah. 

Apabila anak tetap menangis ingin dituruti keinginannya, bunda coba tetap tenang dan berikan kesempatan anak untuk mengekspresikan kemarahannya saat itu, tetapi tidak ditinggalkan sendirian. Bunda temani anak untuk menunjukkan bahwa bunda sebagai orangtua tetap mensupport anak saat ia mengungkapkan kemarahannya. Bunda juga perlu memeriksa respon bunda saat anak menangis. Apakah ikut terbawa emosi atau bisa tetap tenang? Karena ketika bunda terbawa emosi, anak juga semakin tidak ingin dibujuk hingga akhirnya dia kelelahan sendiri. Di saat seperti ini, sebaiknya bunda coba untuk menarik nafas dan tahan hingga beberapa detik, lalu keluarkan nafas. Atau bisa juga tinggalkan anak sebentar, lalu baru kembali lagi ketika bunda sudah dalam kondisi tenang. 

Karena kemampuan bahasa anak juga masih sulit untuk dipahami, bunda perlu memeriksa apakah kemampuan bahasa anak sudah sesuai dengan usianya atau belum? Di usia 3 tahun, anak-anak seharusnya sudah memiliki 300-900 kosakata dan sudah mampu merangkai kalimat yang terdiri dari 3-4 kata dan dapat bercerita mengenai kejadian/ buku/ film yang disukainya.

2. Kalau dilihat dari materi pelajaran, perkembangan anak usia 18 bulan sudah bisa buka baju, bagaimana cara simulasi nya? Lalu anak saya jika bertemu dengan orang baru atau berkunjung ke rumah neneknya merasa takut, maunya menempel terus ke saya. Bagaimana mengatasinya?

Jawab:
Untuk tahap perkembangan anak usia 18 bulan diharapkan sudah mampu melepaskan baju sendiri. Namun baju yang dimaksud disini adalah baju kaos, bukan baju yang berkancing. Bunda tidak perlu khawatir apabila tugas perkembangan ini belum terpenuhi. Bunda dapat melatih sensori propriosepsi (yang terkait dengan otot dan persendian) anak sehingga ia dapat melepaskan baju kaosnya sendiri. Aktivitas sensori yang dapat menstimulus adalah:
1. Melemparkan dan menangkap bola
2. Memindahkan pompom dari satu wadah ke wadah lainnya dengan sumpit toddler
3. Bermain tepung dan memasukkan tepung dengan sendok dari mangkok ukuran besar, sedang lalu terkecil secara bertahap.
4. Memakai sepatu strap, bukan tali.
5. Membuat playdough dari tepung, minyak, dan pewarna makanan. Biarkan anak berkreasi sendiri.

Untuk kasus anak bunda yang takut dan hanya bergantung kepada bunda saat bertemu dengan orang baru itu sesuai dengan tahap perkembangan anak usia 18 bulan. Ada masa dimana anak sudah mengetahui orang asing yang harus diwaspadai dan orang yang familiar bagi dirinya. Agar berkembang menjadi anak yang percaya diri dan mudah bersosialisasi, bunda sebaiknya memperbanyak kesempatan bagi anak untuk berada di situasi yang baru agar ia menjadi terbiasa dan terlatih untuk menyesuaikan diri di lingkungan baru. Latih anak untuk bertemu dengan anak-anak sebayanya, seperti bermain dengan anak tetangga setiap hari atau ke tempat bermain. 

Baca Juga: Memantau Perkembangan Anak dengan Checklist Indikator Perkembangan Anak (Diknas)

Namun di masa pandemi seperti ini memang agak menyulitkan untuk anak bermain dengan teman-temannya sehingga bisa diberikan kesempatan bermain ke rumah tetangga yang bunda yakin bahwa telah menerapkan protokol pencegahan covid secara tepat. Atau bisa juga melakukan video call dengan anak-anak yang sebayanya maksimal 10-15 menit. Bunda juga perlu memperhatikan pelekatan (attachment) terhadap bunda. Misalkan, ketika bunda sedang sibuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga dan menitipkan anak kepada orang lain, periksa perasaan bunda. Apakah cemas dan kepikiran anak selama mengerjakan tugas itu atau tidak? Karena ketika bunda cemas, anak bisa merasakan. Cobalah untuk tenang saat menitipkan anak atau berkunjung ke rumah orang lain.


3. Anak saya usia 15 bulan masih blm bisa bicara, hanya mama papa, mentok bilang 'nyem' atau 'nyenyen/ngeng', padahal sering diajarkan bicara tapi tidak mau niru, hanya melihat saja. Apakah masih aman? Bagaimana cara mendorong anak mau bicara?
Jawab:
Di usia 15 bulan diharapkan anak sudah mampu mengucapkan minimal satu kata yang memiliki makna. Apakah ucapan mama-papa itu merupakan bubbling, atau memang sudah bermakna  untuk menyebut ayah dan bunda dengan sebutan mama-papa? Saat anak sedang berbicara, bunda dan orang-orang di sekitarnya diharapkan jangan memberikan penilaian apapun terhadap cara bicaranya. Dalam kondisi seperti ini, sebaiknya bunda tetap fokus berkomunikasi dengan anak setiap hari, dimana saja dan kapan saja. 

Misalkan saat bunda sedang melipat baju anak. Bunda dapat sambil berbicara kepada anak “ini namanya baju, warnanya merah dan teksturnya halus” dan meminta anak untuk memegang baju tersebut. Atau saat bunda sedang menyiapkan meja makan, bunda berbicara kepada anak, “ ini bunda sedang menyiapkan makanan untuk kamu dan ayah. Di mangkuk ini, ada semur, terbuat dari daging, warnanya coklat tua dan rasanya lezar. Di piring ini, ada sayur brokoli pakai bakso. Warnanya hijau tua dan abu-abu. Ini bergizi, bagus untuk tubuhmu. Disini ibu taruh sendok, garpu, piring”. 

Membaca buku cerita adalah stimulus yang penting juga dalam memberikan kosakata baru bagi anak. Untuk anak usia 15 bulan, sebaiknya gunakan soft book/ board book/ flash card yang berisi gambar dan sedikit tulisan agar anak memiliki kosakata baru. Selain itu, meskipun kita dengar ucapannya tidak jelas dan belum berarti, bunda perlu tetap merespons anak saat ia berbicara sehingga ia merasa dihargai dan juga diperhatikan. Namun apabila di usia 18 bulan belum punya 6 kosakata, sebaiknya bunda memeriksakan ke psikolog anak di poli tumbuh kembang di klinik psikologi atau rumah sakit agar diperiksa lebih lanjut. Apakah anak memang memiliki gangguan yang terkait dengan anatomi dan fisiologis mulutnya sehingga kesulitan berbicara atau sistem bahasanya yang mengalami gangguan sehingga memerlukan terapi wicara secara intensif. 

Saat dilakukan terapi wicara, bunda sebaiknya meminta terapis untuk memberikan tugas yang harus dilakukan oleh bunda dan orang-orang di rumah untuk menstimulus kemampuan bicara dan bahasanya. Dan bunda sebaiknya tetap melatih kemampuan bicara dan bahasa anak meskipun sudah diterapi oleh terapis wicara karena yang paling utama adalah anak terbiasa untuk berbicara dan spontan dalam mengemukakan isi pikirannya dan keinginannya.

4. Apakah beda tumbuh kembang anak yang lahirnya cukup bulan dengan yang kurang bulan? Saat ini dia sudah bisa berlari, melompat, tapi yang saya lihat badannya masih kurang kuat, padahal nafsu makannya bagus, camilan suka, susu suka, sayur suka, buah juga suka tapi postur tubuhnya masih terlihat seperti masih guncang, sesekali jatuh, tapi anaknya aktif sekali. Nah apakah ini normal dan bagaimana menstimulasinya agar tumbuh kuat.
Jawab:

Wah alhamdulillah ya si kecil sekarang menjadi anak yang aktif sekali, nafsu makannya bagus, sudah bisa melompat dan berlari dan perkembangannya cukup baik. Ya bunda bisa berbeda perkembangan antara anak yang lahir cukup bulan dan anak yang lahir kurang bulan. Namun perbedaan ini bukan menjadi penghambat untuk si kecil menjadi anak yang tumbuh kuat dan optimal perkembangannya. 

Bunda bisa menstimulusnya dengan kegiatan sensori yang bisa dilakukan di rumah. Sebenarnya kegiatan sensori yang paling baik adalah membawa anak ke alam/ ruangan terbuka hijau. Namun karena di masa pandemi seperti ini paling bagus adalah di rumah saja atau bisa juga ke ruangan terbuka hijau namun yang sepi orang dan tetap bisa menjaga jarak, serta menerapkan protokol covid seperti memakai face shield, sering cuci tangan, tidak memegang wajah. 

Baca Juga: Lima Ide Aktivitas Motorik Anak 1 Tahun 


Kalau hal tersebut belum bisa dilakukan, lebih baik memainkan kegiatan sensori di rumah saja, seperti bermain lompat tali disesuaikan dengan kemampuan anak melompat, yoga anak untuk memperbaiki postur tubuh (berenang lebih baik sebenarnya), bermain engklek, duduk simpuh setiap hari. Anak duduk dengan badan tegak/ tidak bungkuk, 1 kaki berada di depan badan dan 1 kaki berada di samping badan. Lakukan selama 1 menit untuk masing-masing kaki. Anak juga bisa memperbaiki postur tubuhnya dengan cara tidur tengkurap dan tangan direntangkan terbuka dengan posisi seperti pesawat terbang, lalu minta anak untuk mengangkat kedua kaki dan kedua tangan secara bersamaan. Kalau belum bisa sendiri, orangtua bisa membantunya secara perlahan. Semoga ananda semakin kuat dan perkembangannya semakin optimal. Semangat bunda..


5. Bagaimana cara bersikap ketika anak sedang tantrum? Bagaimana cara memberi tahu anak untuk tidak melakukan sesuatu (yang kurang baik) agar mental di masa depannya terbentuk baik?
Jawab:
Untuk menghadapi anak yang sedang tantrum, bunda perlu mengetahui terlebih dahulu tantrum yang dilakukan oleh anak ini sifatnya apa? Apakah tantrum untuk bertujuan mendapatkan sesuatu yang ia inginkan tetapi dilarang sehingga ia memanipulasi orangtua dengan tantrum dan menangis untuk mendapatkan keinginannya? Atau disebabkan karena frustrasi karena mengalami keterbatasan berbicara sehingga ia tantrum untuk melepaskan rasa frustrasinya ini? 

Saat anak bunda sedang tantrum, yang pertama yang harus dilakukan adalah bunda tetap berusaha tenang dan tidak terbawa emosi. Bawa ia ke tempat yang aman, lalu berikan ia kesempatan untuk mengekspresikan emosinya, temani dan pantau hingga ia tenang. Apabila tidak tenang juga, bunda tetap konsisten untuk mematuhi aturan yang ditetapkan dan tidak terpengaruh meski ia merajuk atau tetap menunjukkan tantrum, cara terbaik adalah bunda dapat mengabaikannya namun tetap dengan menemaninya untuk mengurangi perilaku tantrumnya. Tunggu sampai tenang. Setelah tenang, berikan penjelasan tentang perilaku tersebut dengan bahasa yang mudah dipahami anak dan memeluk untuk mensupport.

Cara mengajarkan anak-anak di usia 11 bulan adalah dengan cara mencontohkannya kepada anak melalui perilaku karena anak-anak ini mudah sekali meniru apa yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarnya. Misalnya, mengajarkan anak agar tidak suka marah-marah, berarti sebagai orangtua tidak langsung marah ketika anak melakukan sesuatu yang salah. Karena anak di usia 11 bulan adalah usia dimana ia suka sekali bereksplorasi dan mencoba segala sesuatunya dengan sensorinya. 

Selagi kegiatan eksplorasinya masih aman dan tidak berbahaya, berikan kebebasan kepada anak untuk bereksplorasi dan mencoba mendukungnya. Selain itu, bunda juga bisa mengajarkan melalui buku yang mengajarkan perilaku yang hendak kita capai, misalkan ingin mengajarkan anak tentang emosi. Bunda bisa menggunakan flashcard mengenai segala jenis emosi agar anak dapat mengenal jenis-jenis emosi dan penyebab ia marah.


6. Terkadang mertua membentak cucunya yang lain dan terdengar oleh anak saya. Mertua juga suka "mengajak" anak berbicara cadel. Bagaimana menghadapi hal ini?
Jawab:
Memang tidak mudah apabila tinggal di satu rumah ya karena aturan yang diterapkan pasti akan berbeda. Namun yang bunda lakukan adalah sudah benar dengan tidak berbicara cadel (tetap berbicara sesuai dengan artikulasi yang sebenarnya) dan tidak bercanda dengan kata “pusing”. Sebisa mungkin, ketika anak bersama bunda, bunda mengucapkan seluruh kata dengan artikulasi dan intonasi yang benar sehingga mudah didengar jelas oleh anak. 

Dengan bunda berbicara secara benar, maka kemampuan bicara dan bahasa anak akan berkembang sesuai dengan anak seusianya. Sebaiknya bunda juga mengajarkan kepada anak mengenai konsep toleransi kepada anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) karena ia memiliki sepupu sehingga ketika ia mulai menyadari adanya perbedaan, ia akan tetap menghargai dan sayang kepada sepupunya. 

Mengenai keponakan bunda, apakah sudah diperiksakan ke psikolog dan juga dilakukan terapi wicara? Saat diperiksakan ke psikolog, ada baiknya mertua juga ikut untuk dilakukan anamnesa dan konseling sehingga dapat diberikan pengetahuan/ wawasan mengenai cara memperlakukan dan membesarkan ABK.

7. Anakku sebenernya sudah mau belajar pipis di kamar mandi karena hatinya tergerak temennya yang lebih muda sudah tidak pakai diapers. Tapi setiap bilang mau pipis, dibawa ke kamar mandi, nggak keluar pipisnya. Bagaimana cara melatih toilet training pada anak? 
Jawab:
Wah sudah bagus sekali motivasi anak bunda untuk toilet training. Karena bersemangat, sebaiknya jangan dipatahkan semangatnya ya bun. Untuk mengajarkan anak toilet training adalah dengan meniadakan diapers-nya. Jadi tidak usah dipakaikan sama sekali karena di usia 30 bulan, anak bunda sudah memiliki kematangan pada organ bladder system-nya. Biarkan anak bunda untuk beradaptasi dengan alarm bladder system sehingga ketika ia ingin pipis/ pup, ia langsung tahu kapan harus ke kamar mandi dan mengeluarkan urine-nya. Saat ini, ia belum terlatih alarm bladder systemnya bun.


8. Anak saya (22 bulan) belum bisa menggabungkan dua kata dalam berbicara. Hanya bisa per kata. Apakah itu wajar? Kemudian umur berapa normalnya anak bisa fasih dan lancar berbicara?
Jawab:
Untuk anak usia 2 tahun masih wajar belum bisa menggabungkan 2 kata dalam berbicara. Untuk kosakatanya bagaiamana bun? Apakah sudah ada 30-50 kosakata? Kalau sudah, bunda tidak perlu merasa khawatir. Yang perlu bunda lakukan adalah memperbanyak stimulasi terus ya agar perkembangan bicara dan bahasanya optimal. Caranya adalah 1. Dengan selalu mengajak anak berbicara dimana saja, kapan saja, dan situasi apapun; 2. Bacakan ia buku cerita yang sesuai dengan usianya. Usia normal untuk anak fasih dan lancar berbicara adalah saat berusia 3 tahun ke atas.

9. Di fase usia 2 tahun, anak saya menunjukkan perilaku menentang. Apa yang harus saya lakukan? Dia melakukannya sambil senyum-senyum, seperti seneng melihat ekspresi mamanya yang kadang bisa nahan emosi, kadang malah bisa emosi.
Jawab:
Memang di usia 2 tahun, anak akan memasuki fase terriblle two. Salah satu perilaku yang paling terlihat jelas adalah perilaku menentang. Anak-anak di usia ini wajar seperti itu krn memang termasuk ke dalam tahap perkembangan mereka, dimana mereka ingin mandiri dan dianggap telah bisa melakukan apa-apa sendiri. Yang perlu diperhatikan oleh bunda ketika anak seperti ini adalah:

1. Bunda harus tetap tenang, seburuk apapun tingkah laku yang dimunculkannya. Terapkan teknik mengatur nafas.

2. Bunda berusaha untuk membantu anak untuk mengenali emosi yang ia rasakan dan memberi kesempatan untuk mengekspresikan emosinya dan menenangkan diri.

3. Hindari mengajak anak beraktivitas ketika ja lelah dan menjelang waktu tidur.



10. Anak saya cerewet sekali,banyak ngomong, banyak nanya. Tapi ketika diberitahu atau ditanya ngga selalu harus 2 sampai 3 kali  baru dia paham, Apakah itu masih normal? Bagaimana cara menstimulasi anak yg kurang cepat tanggap?
Jawab:
Saya coba simpulkan ya, Bun, jadi anak bunda sudah bisa merangkai kalimat dengan benar dan jawaabannya selalu sesuai, tetapi kesulitan dalam memahami pertanyaan?

Permasalahan ada pada bahasa reseptifnya bunda. Untuk anak usia 33 bulan seharusnya sudah bisa memahami instruksi/ pertanyaan dengan baik. Saran saya sebaiknya diperiksakan ke psikolog anak untuk mengetahui apakah kemampuan bahasa reseptifnya ada gangguan pada sistem bahasanya atau tidak.

Untuk stimulasi di rumah, sebaiknya bunda apabila memberi pertanyaan jangan yang panjang2 tetapi dipotong2 menjadi beberapa bagian shg instruksinya pendek dan lbh mudah dipahami oleh anak. Selain itu, bacakan buku cerita dan coba tanyakan kembali mengenai isi cerita yang ada di dalam buku. Apakah dia menangkap pertanyaannya atau tidak. Saat berbicara juga bunda usahakan mata bunda sejajar dengan mata anak bunda ya


11. Apa benar anak tidak boleh banyak dilarang? Bagaimana mengajarkan larangan yang benar pada anak usia 11 bulan, misalnya jangan menggigit, tidak boleh banting benda, dsb? Bagaimana cara agar si anak tidak kurang perkembangannya dalam bersosialisasi di masa pandemi seperti ini?
Jawab:
Untuk anak usia 11 bulan sebenarnya sudah memiliki kemampuan untuk memahami kata "jangan" tetapi karena rasa ingin tahunya lebih tinggi, biasanya anak akan mengabaikan larangan2 tersebut dan hal tersebut wajar untuk anak bunda di usianya. Di usia 11 bulan juga, kebutuhan oralnya masih tinggi, anak-anak masih suka menggigit barang yang ia lihat atau memasukkannya ke dalam mulut. Hal tersebut tidak apa2 ya mba dan bagus karena merangsang sensori oral untuk ia bisa berbicara nantinya dan memenuhi kepuasan sensori oralnya. Yang perlu diperhatikan adalah kebersihannya. Pastikan barang yang dimakan oleh anak bunda bersih dan aman.

Bunda juga perlu memberikan ruang bebas untuk anak bereksplorasi untuk memenuhi kebutuhan sensorinya. Karena basic need anak adalah mereka belajar dari sensorinya yaitu sentuhan, pengecapan, pendengaran, penglihatan, penciuman, sendi dan otot, vestibular dan sistem internal organ-organ dalam anak. Apabila itu dibatasi, makan kemampuan anak akan terbatas atau tidak optimal.

Mengenai perkembangan kemampuan sosialisasinya, sebaiknya bunda berikan ruang bagi anak untuk bertemu orang lain selain bunda dan ayah. Namun di masa pandemi ini sebaiknya bunda coba untuk cari teman playdate yang bisa dikatakan steril dari covid sehingga bunda pun aman saat melepas anak bermain.

Disarikan dari Kuliah Whatsapp yang diadakan Haibunda dengan narasumber Rininta Meyftanoria, S.Psi, M.Psi Psikolog


0 komentar: