Pernahkah kamu merasa hidup seakan begitu berat terlebih ketika melihat barang di rumah begitu banyak, kekhawatiran ini itu? Pernahkah terbayangkan untuk belajar menjadi seorang minimalis? Atau bahkan kamu baru dengar soal minimalis ini?
Tapi rupanya minimalis bukan sekadar soal kepemilikan barang! Aku dipertemukan oleh sebuah buku yang memberiku insight lebih dalam soal minimalist life. Ini dia, review buku Seni Membuat Hidup Jadi Lebih Ringan
Buku ini merupakan terjemahan dari buku LIGHTLY: How to Live a Simple, Serene & Stress-Free Life yang diterbitkan pada tahun 2016 oleh penulis yang sama.
Semi Membuat Hidup Jadi Lebih Ringan (sumber: dokumen pribadi) |
- Meringankan isi rumah
- Meringankan langkah
- Meringankan kadar stres
- Meringankan jiwa
Di awal membaca buku ini, penulis membeberkan soal bagaimana beliau menggunakan Kotak Barang Ditunda untuk "mainan anak saya". Yes, penulis adalah seorang ibu dari seorang balita atau kanak-kanak. Wow, i am so excited found it!
Di awal buku, penulis mengajak kita memahami bahwa barang adalah makhluk tak hidup tapi butuh diperlakukan dengan layak; punya tempat, (upayakan) tidak berdesak-desakan dan bermanfaat. Bukan justru teronggok begitu saja. Ini mengingatkanku:
"Segala sesuatu yang kita miliki akan dimintai pertanggungjawabannya."
Ini juga yang menjadi dasarku menjalani hidup minimalis.
Ada pula subbab Satu Demi Satu yang menjelaskan bagaimana bahkan berapa idealnya barang kepemilikan kita mulai dari pakaian kerja, pakaian kasual, pakaian resmi, kaus kaki & pakaian dalam, luaran, sepatu, tas tangan, aksesori, piring & mangkuk, gelas & cangkir, peralatan makan, peralatan saji, panci & wajan, peralatan membuat kue, peralatan masak elektronik, perangkat dapur lainnya, laci "sampah", alat tulis kantor, kertas, gawai, arsip digital, handuk, seprai dan perlengkapan tidur, buku, perlengkapan hobi, barang kenangan, hadiah, perlengkapan bayi, mainan, dekorasi, dan mebel. Satu kata: lengkap!
Daftar Isi Buku Seni Membuat Hidup Jadi Lebih Ringan (sumber: dokumen pribadi) |
Dalam bab Meringankan Langkah, kita diajak menjalani hidup dengan kurangi sampah, membersihkan diri dan rumah dengan ringan, kurangi belanja, membeli barang bekas, membeli dengan berkesadaran, pinjam berkendara dengan ringan dan makan dengan ringan. Dari sini aku berkesimpulan bahwa minimalis identik dengan budaya zero waste dan 3RA (reduce, recycle, reuse).
Dalam bab Meringankan Kadar Stres, kita diajak menolak dengan ringan, meringankan jadwal, mengurangi kesibukan, mematikan koneksi, menciptakan "koreografi" rutinitas, meringankan makna sukses dan mengikuti panggilan hati. Ada pula inspirasi tentang jaring pemahaman dan penyelesaian tugas dengan cukup baik.
Dalam bab Meringankan Jiwa, kita diajak mereguk kehidupan, merasa dengan tenang, berkata-kata dengan ringan, melepaskan ego, berjalan, mengalirlah, berbuah baiklah, berdiam dirilah dan filosofi sophrosyne.
Daftar Isi Buku Seni Membuat Hidup Jadi Lebih Ringan (2) (sumber: dokumen pribadi) |
Dari dua bab terakhir, aku bisa menyimpulkan bahwa hidup minimalis berkaitan dengan mindfulness (melakukan sesuatu dengan penuh kesadaran).
- Penjelasan tentang barang kepemilikan seorang minimalis dibuat detail, mulai dari pakaian, pakaian hobi, panci dan wajan, piring dan mangkuk, hingga aksesori
- Dilengkapi pandangan dan penjelasan tentang value yang berkaitan dengan hidup ringan pada setiap akhir bab seperti value zen (Jepang), fisika kuantum dan lain sebagainya.
- Ditulis oleh seorang ibu. Sebenarnya ini subyektif lantaran aku begitu excited mendapati penulis adalah seorang ibu sepertinya. Somehow lebih dapat feel-nya. Oh ya penulis merupakan warga negara Jepang.
- Terdapat quote sebagai pengawal bab. Lumayan
buat kontenmenginspirasi untuk mengawali membaca bab tersebut. - Dilengkapi tips melakukan pada setiap sub-bab pada bab Meringankan Langkah, Meringankan Kadar Stres dan Meringankan Jiwa.
Meskipun aku sependapat pada sebagian besar nilai dan pemahaman yang ditulis dalam buku ini, namun ada beberapa hal yang aku merasa kurang sependapat. Setidaknya untuk saat ini. Misal, soal "Hapus, alih-alih mencatat, jadwal" karena aku tipe yang suka mencatat jadwal. Apalagi aku pelupa.
Atau, pada bagian "kita terlalu mengikuti jadwal dengan cepat" Jujur saja aku tipe yang ketika selesai pada suatu pekerjaan akan berpindah ke kegiatan lain karena dengan begitu aku merasa hidup dan berharga. Misal, malam hari ketika anak tidur, aku menyelesaikan administrasi komunitas, dilanjutkan menulis naskah buku. Eits, tapi bukan berarti aku ngga punya waktu untuk me-time.
Oh ya ada juga tentang mematikan koneksi (internet), nah itu aku belum bisa. 😅
Baca Juga: [Ulas Buku] Jelajah Perpustakaan 23 Negara: Menebar Semangat Membaca dari Lima Benua
Ini buku wajib baca, apalagi di masa pandemi seperti ini rasanya berat beban hidup bagi sebagian orang.
BalasHapusBoat lebih plong yah
HapusBenar ya mbak. Klo hidup dibuat ringan, pasti akan mudah menjalaninya..
BalasHapusHati jadi gembira, bebas stres
Well noted Mbak.
HapusAku pun belakangan jadi suka baca buku juga karena saking lamanya di rumah dan pengen mencoba menyibukan diri juga. Akhirya membaca beberapa buku yang aku beli bulan Maret lalu.
BalasHapusWah apa aja tuh Mbak?
Hapusseru banget pembahasannya. masih banyak pr banget nih sama barang-barang dirumah. semoga bisa nyicil untuk di sortir.
BalasHapusAamiin. Kalo butuh sharing boleh japri aku Mbaak hehe
HapusKayaknya aku harus punya buku ini, lagi stres lihat banyak barang-barang di lemari nih
BalasHapusHihi syemangat Mbaak. Kalo may beli bisa di akuu
Hapusmenarik banget bukunya jadi pengen baca juga, setuju sih hidup itu ringan yang memberatkan seringkali kekhawatiran kita sendiri.
BalasHapusAhh well noted. Kak Orin jangan lupa cek WAG Buku Berjalan , hehe
Hapuswah hidup minimalis ini sepertinya menyehatkan sekali ya :) sehat jiwa raga dan financial hehehe... semoga tetap istiqomah menjalaninya :)
BalasHapusWah idaman banget Mbak
HapusAamiin ya Allah.
Saya sudah mulai memilah isi lemari sejak tahun lalu. Tapi kendalanya distribusi pakaian layak pakai. Tidak ada yg mau terima.
BalasHapusAkupun Mbak sebenarnya. Tapi akhirnya aku mencoba gabung komunitas salingberi
HapusAku sedang berupaya untuk bisa hidup minimalis. Banyak-banyak decluttering, rasanya puas banget melihat berdus-dus pakaian dan barang bisa aku keluarkan dari rumah, dan semoga mereka bisa bertemu pemilik barunya yang lebih membutuhkan. rasanya plong banget hidup dengan tidak terlalu banyak barang.
BalasHapusAkupun Mbaak. Asal kedepannya lebih selektif memasukkan barang ke rumah hehe.
HapusBtw kalo butuh buku ini bisa kontak akuu
aku pun sedang dalam belajar untuk hidup minimalis nih, dimulai dari beberes lemari dulu untuk memilih mana yang akan digunakan dan dikeluarkan dari lemari.
HapusHdup ringan memang penting banget di era sekarang. Di tengah persaingan industri yang begitu ketat, sebaiknya kita harus tetap relaks agar tidak mudah stres. Buku ini patut dibaca ya mbak.. agar kita tidak bisa menghayati kembali dan merasakan hidup kita kembali.
BalasHapusHihi iya siapapun pasti mendambakan hidup minim stres. Btw bisa beli d aku lho bukunya Mbak
HapusAku termasuk tipe pemikir banget mba Ev, kalau baca ini makin tercerahkan kali ya biar rasanya nggak stress ahahaha. Komplit banget ulasanmu, jadi penasaran pengen beli juga. Tar kep-kepoa ah ke instagrammu
BalasHapusHihi panggilan Visya aja Mbaak.
HapusSiap mbaak
Bagus banget bukunya apalagi dibaca saat pandemi sekarang ini yang membuat langkah dan aktivitas kita terbatas yang kadang bikin kita stres, tapi sisi positifnya bisa kumpul dengan anak-anak plus beres-beres rumah, barang-barang yang ngak sempat terpakai bisa disisihkan atau diberikan ke yang lebih membutuhkan.
BalasHapusThat's the point Mbak. Tinggal nyari yang mau menerimanya hehe
HapusMeringankan isi rumah, Meringankan langkah, Meringankan kadar stres, Meringankan jiwa ini 4 hal yang memang penting banget dalam hidup ya mba
BalasHapusTinggal praktiknya hihi
HapusBukunya bagus banget ya mba, aku jadi penasaran pengin baca juga, belum lagi penulisnya seoarang ibu,pasti related banget dan berasa valid aja gitu kalau yg nulis buku sesama ibu :)
BalasHapusIyaah aku pun merasa demikian hehe. Btw bisa beli d aku Mbaak
HapusPengen ikuttt...step by stepnya.
BalasHapusAku suka kadang lupa...kalau ada yang nawarin barang, "iya"in dulu.
Dengan alasan, mumpung lagi ada rejeki. Entah kepakenya kapan.
Kalo ini berupa makanan, parahnya kebuang-buang jadinya yaa...mubazir.
Kalo makanan bisa abis, kalo barang yang pe er banget huhu
HapusMelihat barang teronggok di rumah, tanpa tahu harus diapakan memang beban. Buku ini sepertinya mengajarkan kita untuk membeli barang sesuai kebutuhan bukan kebutuhan. Wah, noted banget...
BalasHapusBukan keinginan maksudnya kan Mbak? Hehe
HapusPernah baca juga buku yang serupa tapi baru beberapa halaman, dan itu sudah menyadarkan bahwa hidup minimalis dapat membuat rumah kita jauh lebih luas dan kita juga merasakan hidup yang lebih rapih dan menenangkan jiwa
BalasHapusMembayangkannya aja udah enak banget yah Kak tinggal eksekusi
HapusBukunya menarik dan banyak pembahasan yang bisa di jadikan pengalaman, pelajaran. Apalagi cocok di baca saat di rumah terus kk. Kalau udah selesai bacanya langsung di praktekkan biar makin mantap hehee
BalasHapusNah itu diaa hehe
HapusMasukin wishlist, ah.... Btw kebayang kayak Mbak Visya gitu, dengan segudang kesibukannya, wajar banget rasanya kalau jadi cepat berpindah fokus karena amanahnya juga banyak. Apalagi kalau sampai matiin internet, nanti banyak yang nyariin hehehe.
BalasHapusXD itulah Mbaak hihi bisa sih, contohnya Pas tidur XD
HapusKok aku jadi penasaran ini sama isi bukunya jadi pengen beli deh, ini bisa beli ke kamu juga ya mbak?
BalasHapusIyaa Mbaak ChiChie :))
HapusSaya dan keluarga sudah mulai menjalani hidup minimalis sejak hmm...mungkin sekitar 2-3 tahun lalu. Tepatnya sejak pindah kontrakan ke rumah yang lebih kecil. Di saat itulah mulai tersadar betapa banyak barang yang kita punya. Beberapa malah nggak inget kapan belinya, tau-tau udah ada aja nih barang.
BalasHapusMenjalani hidup minimalis bermanfaat banget buat kami yang notabene kontraktor ini (ngontrak sana, ngontrak sini).
Saya punya bukunya FJ yg kuning...itu pun belum selesai baca udah bingung mau nerapinnya kaya apa. Secara udah nggak ada kelebihan barang lagi.
Wah Keren nih kak. Saha masih mau baca buku yang Seni Hidup Minimalis. Boleh kapan kapan sharing d blognya. Atau udah pernah?
HapusBener-bener hiduo jadi ringan ya mba setelah baca ulasan nya jadi tertarik mau baca lengkap nya
BalasHapusYuk Mbak, bisa beli di aku lho, hehe.
HapusKadang secara tidak sengaja Kita suka membeli barang yg tidak perlu. Lebih ke kemauan. Meminimalisir barang ga berguna yg bertumpuk bisa bikin lebih rapih & sehat ya
BalasHapusIyah enak lihatnya juga, berpengaruh ke kesehatan.
Hapusdari garis besarnya aja udh menggambarkan betapa serunya buku ini...wah jadi pengen baca semua isi bukunya
BalasHapusIya Kak. Bisa beli di aku lho XD
HapusWah jadi ini yah, Buku seni membuat hidup jadi lebih ringan yang Mba Visya info minggu lalu ke aku? Baca review ini, malah jadi makin kepo sama bukunya ;)
BalasHapusIyaa hehe. Review juga dong yang minimalis .sudah baca kan?
HapusAku punya bukunya Francine Jay juga tp yg seni hidup Minimalis. Belum selesai aku baca. Jujur aku setuju banget sih dgn konsep hidup Minimalis ini, selain kita bisa tahu barang mana aja yg jd prioritas atau bukan, tp secara gak langsung juga ngaruh ke psikis juga karena lihat lemari misalnya lebih rapi
BalasHapusIya lebih enak dipandang mata ya
HapusKadnag-kadang saya bingung kalau urusan beberes rumah. Suka bingung untuk sortirnya. Kayaknya memang butuh baca buku ini
BalasHapusIya Mbak atau bisa juga baca Konmari, hehe.
HapusSama mba, aku juga sekarang sedang meminimaliskan barang di rumah, terlebih saat pandemi saya jd rajin beberes rumah dan ternyata saya sudah banyak menimbun sampah dalam rumah. Sekarang barang yang tidak terpakai saya kasih sama orang dan yang tidak layak pakai saya buang.
BalasHapusBener Mbak. Semoga konsisten yah
Hapushidup minimalis sendiri ---> menjalani kehidupan dengan beban kepemilikan sesedikit mungkin dan langkah seringan mungkin. MEnarik. Menurut saya sejalan dengan nilai-nilai islami ya, supaya tidak terlalu tergantung padda dunia.
BalasHapusAh iya Mbak. Sayangnya paham bya masih paham budhist dalam minimalism hehe semoga soon ada buku panduan minimalism utk muslim
Hapusya ampun udah lama banget gak baca buku, biasanya aq selalu baca buku paling tidak 1 perbulan, ini bukunya menarik banget deh mba, yang memang kita butuhkan saat seperti ini yah. penasaran sama teknik meringankan isi rumah
BalasHapusHayuk Mbak baca buku lagii
HapusSaya termasuk suka sayang kalau buang-buang barang padahal sudah tak diperlukan dan banyak yang menjadi kenangan berat buat dibuang atau dikasih ke orang lain. Mungkin dengan membaca buku ini saya akan terlatih buat mengikhlaskannya karena ada makna yang dijabarkan :)
BalasHapusTerima kasih atas review nya Mba
Akupun teh. Mensiasatinya bisa discan atau strategi lainnya teh hehe.
HapusSama sama teteh
Saya belum bisa nih hidup menjadi sederhana dan simple. Rumah masih banyak tumpukan barang
BalasHapusSemoga bertahap ya Kak :)
HapusKalau barang kita rapi enak. Enak seni ringan barang agar enak dilihat dan tidak sempit. Ilmu sayangan barang memang kendalanya. Meski harus tega lempar barang
BalasHapusAku duly juga gitu Mpo Vanya ngga tega wkwk
Hapuspengen juga bisa merasakan hidup minimalis, kadang manusia kayak diriku aja contohnya, udah berusaha untuk meminimalisir barang-barang yang dipunya, ehh ada aja godaan untuk nambah "beban"lagi
BalasHapussepertinya buku ini menarik
Pe we aku juga itu dulu menahan diri XD
HapusMenarik ya bukunya aku dulu suka beli barang printilan dan rumah jadi penuh, sekarang mulai stop belanja printilan dan mengurangi barang di rumah...
BalasHapusAlhamdulillah semoga konsisten Mbaak
HapusBerarti buku ini recommended ya mba... Kalo baca review ya sih aku kebayang isinya lengkap banget.. Dan kayaknya kita banget gitu.. Hehehe
BalasHapusLengkap banget Mbak sampai ke praktiknya
HapusBuku bagus nih mbak. Bener jg sih jika mesti dengan kesadaran jika ingin hidup minimalis. Saya kl blm penting2 banget, mikir dua kali sih buat beli barang, biar gak numpuk barang2 di rumah
BalasHapusSama akupun Mbaak hehe
HapusIntinya hidup dibkin mudah dah gampang yaa tanpa ribet agar mudah untuk menjalaninyaa yaa bagus bukunyaa deh
BalasHapusIyhà Mbak Yan biar lebih plong
HapusBuku yg cocok untuk menghilangkan stres akibat di rumah saja..
BalasHapusBahwa hidup bisa dinikmati secara ringan
Dengan cara yang tepat dan sesuai pribadi 🙈
HapusAku sedang merasakan ruwet betul dengan perintilan-perintilan di rumah. Gak kebayang ya, ternyata banyak juga yang udah nggak manfaat. Cuma disimpen-simpen trus gak diapa-apain. Mau dibuang sayang, gak dibuang ruwet. Tapi bismillah deh, sejak pandemi aku udah sortir banyak sekali. Dan janji gak beli2 lagi. Terutama baju dan jilbab.
BalasHapusAlhamdulillah yah Mbak😘🤗
HapusLagi-lagi buku seperti ini, penulis nya dari Jepang. Suka terpesona sih memang, kok kamar orang Jepang di film2 itu tapi ya dan tidak banyak item. Mungkin mereka sudah terbiasa minimalis kali ya.
BalasHapusTernyata penulisnya orang Barat kak hihi
HapusAku juga sedang berusaha mempraktekkan hidup minimalis nih..pelan-pelan ngebuangin barang yang gak kepake atau dikasihkan ke orang-orang.
BalasHapusBener Mbak. Langkah simple Insya Allah berarti
HapusSungguh luar biasa reviewnya
BalasHapusSaya dibuat penasaran untuk membaca lebih lengkap bukunya.
apalagi saya yang mudah kena stres
Bisa dibeli bukuya di saya kak🙏
HapusMenarik sekali ya bukunya. Perlu banget saya menerapkan gaya hidup minimalis ini, jadi nggak butuh barang atau sesuatu berlebih yang biasanya jarang dipakai
BalasHapusKarena kelak mereka bakal minta dipertanggungjawabkan :''
HapusAkhir-akhir ini memang banyak buku (aku lebih seringnya baca di pinterest) tentang hidup minimalis. Minimalis dan mindfulness sepertinya berkaitan. Melakukan sesuatu dengan penuh kesadaran. Menarik.
BalasHapusBener Mbak berkaitan.
HapusHarus baca nih buku ini, aku termasuk yang suka nunda buat sortir barang2 dan berujung numpuk dan akhirnya dibuang, hiks. Beberapa tahun ini karena masih suka pindah2 rumah, jadinya belajar nyortir dan "kosongin" lemari secara berkala.
BalasHapusAlhamdulillah bertahap yaa Nbak
HapusMeringankan isi rumah memang sangat bisa berpengaruh pada pikiran sih, mbak. Keep it simple, soalnya rumah adalah tempat yg selalu kita lihat setiap harinya.
BalasHapusAhh iyaa bener Mbak. Apalagi di momen pandemi begini
HapusDari judul bukunya mengarahkan kita juga untuk dapat lebih sederhana dan bahagia ya
BalasHapusAlhamdulillah 🤗
HapusBab yang menerangkan tentang meringankan kadar stres dan meringankan jiwa itu sangat menarik ya mba. Melihat judulnya saja sudah menarik banget, apalagi isinya.
BalasHapusAh iya teh so insightful
HapusRecommended yah kak buku ini. Menjalani hidup minimalis tapi untuk kebahagiaan. Ah menarik banget. Sederhana biar stress beban hidup berkurang
BalasHapusAlhamdulillah hidup lebih ringan
HapusBuku yang mengajak pembacanyaa untuk hidup minimalis dan ngurangin stress, bisa jadi list buat dibeli nih.
BalasHapusYups kak
HapusAku belum pernah baca. Asyik nih kayaknya. Kadang kita emang suka ribet dalam hidup, padahal yaaa gak harus dibikin ribet kan. Hidup minimalis emang bikin lebih simple yak
BalasHapusBanyak manfaatnya hehe
HapusAlhamdulillah aq orang yg senang menyortir barang yg ga dipake makanya aq disebut dirumah mama sama abang dan kakakku si vacum Cleaner tukang bersih2 😂🤣. Aq kalo yang ga dipake lagi tapi masih bagus aq kasih orang yg membutuhkan, tapi kalo udha rusak atau ga layak dibuang
BalasHapusHuahhh Sama nih Kak Dilah akupun
HapusSaya juga tertarik dengan konsep hidup minimalis. Saat ini sedang mendalaminya sambil diterapkan sedikit-sedikit. Terimakasih review bukunya, mau saya masukkan jadi daftar referensi sekaligus wishlist. :)
BalasHapusSama samaaa Mbak :)
HapusViss aku jd mau baca deh, soalnya tuh ini kyk yg aku butuhin saat ini
BalasHapusCuss beli d aku bukunya wkwk
HapusLengkap banget kaka pembahasannya dan isinya super daebak banget sih ini.
BalasHapusPR banget buat aku yang masih gabisa hidup minimalis..