Review Buku Minimalisme Seni Menyederhanakan Hidup

Sejak semakin menekuni hidup minimalis empat tahun terakhir, buku-buku yang aku baca tak jauh tentang minimalis itu sendiri. Aku biasa menyebutnya nilai-nilai hidup minimalis dengan istilsh minimalism, sebuah istilah dalam bahasa Inggris. Hingga akhirnya terpikirkan, apakah dalam bahasa Indonesia artinya Minimalisme?


Minimalisme..Minimalisme...aku masih agak ragu. Hingga akhirnya bertemu judul buku yang sama: Minimalisme, sebuah buku tentang gaya hidup minimalis yang ditulis oleh orang Indonesia. Ya, buku-buku yang secara gamblang bicara soal minimalism umumnya ditulis oleh orang luar. Kalaupun ada yang ditulis oleh orang Indonesia, lebih kepada hidup damai, bahagia, berkesadaran tanpa secara eksplisit menuliskan tentang minimalism. 


Awalnya tidak berniat mencari buku ini hingga akhirnya salah seorang teman menjual preloved-nya. Ok, i think it's time for me to read it. Here we go the review!


Spesifikasi Buku

Judul: Minimalisme: Seni Menyederhanakan Hidup 

Penulis: Diptra

Penerbit: Trans Idea Publishing 

ISBN: 978-602-0808-78-9 

Tahun: 2018 

Ukuran: 13cmx19cmx1,72cm


Gambar sandal di sampul agak nyentrik dan membuat penasaran. Anakku sendiri bilang,

"Bunda lagi baca buku sandal ya?"

Awalnya aku loading dulu, buku sandal? Sedetik kemudian baru paham, wkwk iya juga sih, anakku belum bisa baca jadi wajar menyebutnya buku sandal. Sampai detik ini aku masih menerka-nerka apa makna sandal jepit di halaman muka? Apakah diidentikkan dengan kesederhanaan? Atau..?

FYI, buku dengan jumlah 172 halaman ini punya halaman sampul belakang berbintik, bukan karena kotor ya tapi memang desain kavernya seperti itu. Ukurannya yang lebih kecil dari buku pada umumnya menurutku lebih portable dan mudah dibawa. 



Blurb

“Life is really simple, but we insist on making it complicated.” ~ Confucius.


Penggalan dari pernyataan seorang Confucius tersebut memang benar adanya. Hidup ini sebenarnya sangat simpel tetapi manusia itu sendirilah yang membuatnya menjadi ribet. Apalagi jika mengikuti gaya hidup masyarakat yang semakin tinggi. Gaya hidup yang tinggi itulah yang menyebabkan tumbuhnya sifat konsumerisme. Akibatnya hidup menjadi tidak bebas karena terbelenggu sifat konsumerisme ini.


Gaya hidup minimalis telah menjadi sebuah gaya hidup yang baru-baru ini menjadi tren di masyarakat menengah ke atas yang mulai bosan dengan gaya hidup mereka. Buku ini akan menjabarkan sebuah pengalaman yang akan membuat Anda menyadari bahwa ternyata hidup ini tidak seribet yang kita bayangkan. Tak hanya pengalaman, tetapi juga tips dan trik dari tokoh-tokoh penggerak gaya hidup minimalis. Buku ini merupakan sebuah acuan yang tepat jika Anda akan menjalani hidup yang bebas dan tanpa beban. Dengan hidup minimalis Anda akan lebih merasakan nikmatnya hidup.


Sekilas Isi Buku

"The secret of happiness, you see, is not found in seeking more, but in developing the capacity to enjoy less" — Socrates

Kalimat dari Socrates yang kurang lebih artinya rahasia kebahagiaan bukan dengan mencari lebih banyak tapi membangun kapasitan untuk sedikit menikmati menjadi pembuka buku ini, selain tentunya pengantar redaksi. Ya, sesuai dengan tagline minimalism yang digaungkan oleh Ryan Nicodemus dan Joshua Fields Millburn, less is more, lebih sedikit artinya  lebih banyak.

Di awal melakukan window reading, semacam kegiayan membolak balik isi buku dan belum  bermaksud benar-benar membaca, aku sedikit ragu ketika melihat isi dalamnya tulisan semua.

Eh, tunggu dulu... Bukannya memang 80% buku yang aku baca berisi tulisan full tanpa gambar?

Tiba-tiba aku menertawakan diriku, wkwk. Dan bersegera membaca buku ini.

Penulis yang bernama Diptra ini adalah seorang Maiyah, hal itu terlihat dari pengantar penulis. Kegembiraan Bersedekah, begitu judul pengangarnya. Memang penulis menyebut Allah dalam pengantarnya dan nilai-nilai Islam tapi menurutku ini nilai universal.

Di awal bukunya ia membagikan "kegalauan"nya apakah harus menulis buku ini atau tidak mengingat Indonesia sendiri, khususnya sejak zaman nenek moyang kita, sudah terkenal dengan kesederhanaannya. Ya, kesederhanaan, merasa cukup dan penuh syukur, tiga nilai yang sarat dengan minimalism. Oh ya penulis adalah seorang blogger yang dulunya menuliskan pemikirannya soal hidup minimalis dalam blog hingga akhirnya memutuskan membukukannya.

Penulis sendiri mendefinisikan minimalis dengan kesadaran untuk hidup sesuai kebutuhan dan tidak berlebihan. Ia mengaku mendapat banyak insight dari para minimalis luar dan dalam negeri serta tentunya dari orang Indonesia "jaman dulu". 

Berangkat ke urutan penyampaian, buku ini disampaikan dengan metode 5W+1H. Ini terlihat dari daftar isi yang dituliskan antara lain:

  1. Kegembiraan Bersedekah, Sebuah Pengantar
  2. What?
  3. Why?
  4. Where & Who?
  5. When & How?
  6. Spread The Joy, Sebuah Penutup
  7. Daftar Pustaka

Pada bab What, dibahas mengenai apa itu gaya hidup minimalis dsn miskonsepsi gaya hidup minimalis yang banyak terdengar. Oh ya ada juga sub bab tentang kemelekatan yang menurutku sangat recommended dibaca siapapun khususnya mereka yang belum bisa "melepaskan". 

Tak afdhol rasanya menulis buku hidup minimalis tanpa menceritakan turning point. Nah pada bab why ini, penulis menceritakan turning point beliau hijrah ke hidup minimalis. Hingga akhirnya mulai merasakan beragam manfaatnya seperti lebih bahagia, pikiran lebih jernih, minim stres dan lain sebagainya. 

Memang tak dipungkasi, istilah minimalis ini sendiri pertama kali muncul dari luar Indonesia dan lebih dulu beredar, lagi-lagi juga di luar Indonesia. Maka pada bab Where & Who, dibahas gerakan hidup minimalis di Amerika serta Jepang. Dan tentunya di Indonesia sendiri. Ternyata ada beberapa nama minimalis Indonesia yang baru aku dengar melalui buku ini.

Bab When & How mengambil porsi halaman paling banyak, mengingat dalam bagian ini penulis membahas secara detail bagaimana memulai hidup minimalis mulai dari mindfulness hingga soal kesehatan.

Di awal setiap babnya, tertulis kutipan. Hehe, entah mengapa aku selalu suka buku yang disertai kalimat motivasi atau quote terlebih di awal ban, seperti memberi energi tersendiri.

Eh iya buku ini sebenarnya tidak benar-benar full 100% tulisan. Ada beberapa gambar khususnya di bagian decluttering yang disertai teknik melipat. Ada juga gambar di bagian hunian minimalis yang merekomendasikan desain rumah minimalis. 

Di antara semua pembahasan "daging" yang diberikan, salah satu bagian yang aku suka adalah soal minimalisme digital, bagaimana seorang minimalis mengatur kehidupan digitalnya. Eh ya ada juga tentang Pomodoro yang entah kebetulan sekali aku sedang ingin membahasnya eh kutemukan juga pembahasannya di buku ini.


Keunggulan Buku

Keunggulan ini aku tulis dari kacamataku pribadi, jadi mungkin akan ada perbedaan pendapat, hehe. Menurutku keunggulannya buku ini antara lain:

  • disertai kutipan di awal ban
  • desain muka menarik dan nyentrik
  • ditulis oleh orang Indonesia, mengingat setahuku masih jarang buku bertema minimalis ditulis pada orang Indonesia
  • runut penyampaiannya

Tak ada gading yang tak retak, sedikit kekurangan buku ini adalah soal typo dan peletakkan pointer yang kutemukan 1-2 kali tapi beruntungnya tidak cukup mengganggu ketika membaca. 

Buku ini recommended dibaca untuk mereka yang baru akan memulai hidup minimalis dan ingin memahaminya dalam kacamata orang Indonesia. 

Apakah kamu tertarik menjalani hidup minimalis? Atau justru sudah secara tak sadar menerapkannya?

10 komentar:

  1. suka sama buku self improvement seperti ini, selama ini yang aku tau selalu karangan penulis luar

    BalasHapus
  2. Terima kasih review bukunya mbak🤍

    BalasHapus
  3. Masih belajar hidup minimalis di beberapa hal. Emang butuh proses, dimulai dari resah gelisah kebanyakan barang padahal tinggal di rumah yg sekotak aja.

    Yang menantang bagiku itu soal mainan. Jarang beli tapi suka bikin mainan sendiri dengan anak. Trus mau buang mainan si kakak eh kayaknya bisa dipakai si adik nanti. Jadi numpuuuuk

    BalasHapus
  4. Ini menarik bangettt, aku baru tau ada buku tentang minimalisme yg ditulis orang Indonesia.

    Aku dari dulu tertarik banget sama konsep ini, tapi praktiknya masih belum maksimal huhu. Mungkin harus mulai dari baca buku ini dulu yaa

    BalasHapus
  5. Reviewnya cakep mba. Lengkap dan bikin penasaran isinya seperti apa. Semoga punya kesempatan membaca bukunya.

    -Nurindah

    BalasHapus
  6. Semakin tertarik menyelami dunia minimalism ini.. Ternyata di Indonesia pun sudah banyak ya Mba yang menerapkannya seperti Mba Visya. Ak pun ingin memulai tapi langkah pertama biasanya memang penuh perjuangan dan konsistensi yang luar biasa ya hehehe. Makasi Mba ringkasan bukunya.. 😊

    BalasHapus
  7. wah menarik deh terlihatnya lebih simpel ya mbak bukunya?? buat pemula yang baru mau mulai hidup minimalis lebi baik baca buku yang mana mbak visya?

    BalasHapus
  8. Wah cucok banget bukunya denganku yang lagi decluttering, tapi bukan jadi yang minimalis banget sih, cuman menyisihkan yang sudah tidak digunakan, membereskan rumah berasa membereskan hati, hehe. Terima kasih mba Visyaaa

    BalasHapus