Ibu Melek Obat dengan DAGUSIBU


Beberapa pekan lalu, Ahnaf demam disertai batuk dan pilek. Sesuai beberapa artikel ilmiah yang saya baca, sebaiknya diobservasi 1-2 hari sebelum dibawa ke dokter. Tiap malam saya kompres dengan stiker kompres. Pun saya susui sesering mungkin, tapi tetap mengusahakan ada asupan makanan yang dikonsumsinya. Syukurlah, demam menurun, tapi batpil (batuk pilek) tak kunjung membaik. Keputusan selanjutnya, ia saya bawa ke dokter.

Begitu diperiksa, dokter memberi resep obat. Saya tebus tanpa bertanya lebih lanjut, pun saya berikan padanya. Soal penyimpanan? Saya taruh di bufet. Begitu Ahnaf sembuh, obatnya saya buang begitu saja. Kemasan dan isi masih menyatu. Bahkan ada juga yang saya biarkan begitu saja di tempat obat. Barangkali di lain waktu dibutuhkan, pikir saya.

Moms, siapa yang pernah mengalami hal serupa dengan saya? Anak sakit, diperiksa dokter, disuruh tebus obat ibu itu manggut-manggut saja? Berdasarkan survei mini yang saya lakukan di instastory, demikianlah jawabannya.



See, masih banyak yang menjawab YA.

Oke, tadi soal mendapatkan obat. Soal penyimpanan dan pembuangan obat, adakah Moms yang melakukan hal yang sama dengan saya? Asal simpan saja, asal buang saja (plus isi daa kemasan masih bercampur)?

Nah lagi-lagi saya melakukan survei mini dan inilah hasilnya.

Ternyata 75% masih belum mengetahuinya tapi 93% pengen tahu. Oke deh. Baca terus postingan ini sampai selesai ya, Moms and Ladies!

Pekan lalu saya diundang oleh Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) dalam Blogger and Journalist Gathering dalam rangka World Pharmacist Day 2018. Well saya memang bukan jurusan Farmasi, apalgi apoteker. Tapi saya merasa butuh banget ilmu soal dunia pengobatan. Secara saya adalah seorang istri dan ibu yang 'mengurus segala kebutuhan keluarga'.

Acara diawali dengan pemaparan mengenai profesi apoteker itu sendiri oleh Bapak Sekretaris Jenderal PP IAI. Beliau memaparkan mengenai profesi farmasis dan apoteker. Ternyata jurusan farmasi paling diminati pada SNMPTN 2018 lho!

Sesi selanjutnya ada Ibu Indri Mulyani B S Farm, Apt. Beliau adalah koordinator farmasi Sudinkes Jakarta Barat
"Siapa Bapak/Ibu disini yang tiap ke apotik yang dicari langsung 'mas, mba, ada obat ini?' bukan 'mas, mba, ada apotekernya? Bisa saya berkonsultasi?'?" tanya beliau yang rasnaya jleb banget buat saya dan hadirin lainnya.

Benar juga ya Moms, ngerasa ngga tiap kita pergi ke apotek kita langsung menuju obat yang kita cari. Bahkan mungkin kita 'tak peduli' apakah di apotek tersebut ada apotekernya atau tidak. Padahal dengan berbicara langsung dengan apotekernya kita akan dijelaskan mengenai penggunaaan, penyimpanan dan pembuangan obat.

Atas dasar itulah, sejak tahun 2015 Kementerian Kesehatan menggagas GeMa Cermat (Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat). Salah satu budaya yang dibangun adalah DAGUSIBU yang bekerjasama dengan puskesmas di Jakarta. Wah, apa tuh ya DAGUSIBU?
DAGUSIBU merupakan singkatan dari Dapatkan obatnya, gunakan dengan benar, simpan dengan baik dan buang sesuai tempatnya. Berikut penjelasannya Moms.

Dapatkan Obatnya
Obat bisa didapatkan di apotek. Bahkan di era digital kini tak hanya offline, banyaj juga bermunculan apotek online berbasis aplikasi. Pada dasarnya oemerintah kurang pro terhadap oenjuak ibat di maeketplace tapi pro dengan mereka apotek online berbasis aplikasi dan tentunya sudah terbukti ada toko fisiknya.
Sebelum membeli obat, perhatikan kelengkapan informasi pada etiket san tanggal kadaluwarsa adakah sebuah keharusan ya Moms!

Gunakan Obat dengan Benar
First of all, bacalah aturaa oakai yanga da di etiket. Nah, artinya etiket dakam kemasan (biasanya ada di kemasan botol) jangan langsung dibuang ya Moms.
Kedua, gunakan obat sesuai aturan pakai. Untuk dosis, pakailah alat takar yang disediakan. Perhatikan juga rentang waktu dan lama penggunaan obat.
Ketiga, obat bebas dan obat bebas terbatas JANGAN DIGUNAKAN TERUS MENERUS ya. Jika masih sakit, sebaiknya langsung ke dokter.
Keempat, hentikan penggunaan obat apabila timbul efek yang tidaj diinginkan. Segera ke fasilitas kesehatan terdekat ya.
Kelima, tidak menggunakan obat orang lain meski gejalanya sama.

Simpan Obat dengan Benar
Ada aturan umum dan aturan khusus dalam penyimpanan obat. Secara umum berikut aturan penyimpanan obat:
Pertama, tidak melepas etiket pada wadah obat. Etiket itu penting, Moms, karena di dalamnya terdapat turan, tata cara dan informasi penting lainnya terkait obat tersebut.
Kedua, ikuti aturan penyimpanan pada kemasan.
Ketiga, letakkan obat jauh dari jangkauan anak-anak.
Keempat, simpan obat dalam kemasan asli dan wadah tertutup rapat.
Kelima, tidak menyimpan obat dalam mobil dalam jangka lama karena suhu di dalamnya dapar merusak obat.
Keenam, perhatikan tanda-tanda kerusakan obat dalam penyimpanan.

Secara khusus aturan penyimpanan obat antara lain:
Pertama, tablet dan kapsul tidak disimpan di tempat panas atau lembab.
Kedua, obat sirup tidak disimpan di lemari pendingin kecuali dalam etiket dianjurkan disimpan dalam suhu di bawah 20derajat celcius.
Ketiga, obat untuk vagina dan anus disimpan di lemari pendingin, bukan freezer.
Keempat, obat bentu spray tidak disimpan di tempat bersuhu tinggi karena dapat meeldak.
Kelima, insulin yang belum digunakan disimpan di lemari pendingin. Setelahnya, disimpan di suhu ruangan.

Buang Obat pada Tempatnya
- Hal pertama yang harus dilakukan adalah pisahkan isi obat dari kemasan.
- Lepaskan etiket dan tutup dari wadah/botol/tube.
- Buang kemasan obat setelah dirobek/digunting.
- Buang isi obat sirup ke saluran pembuangan air setelah diencerkan. Hancurkan botolnya dan buang di tempat sampah.
- Buang obat tablet atau kapsul di tenpat sampah setelah dihancurkan.
- Gunting tube salep/krim sebelum dibuang terpisah dari tutupnya.
- Buang jarum insulin setelah dirusan dan dalam keadaan tutup terpasang kembali.




Moms, tahu kan BERBAHAYA jika kita salah mengkonsumsi obat? Entah salah dosis, rentang waktu, indikasi dan lain sebagainya.

Pernah dengar kasus malapraktik seorang anak yang salah minum antibiotik sehingga membuat kakinya terluka hingga akhirnya meninggal dunia? Tentu kita tak mengharalkan hak itu terjadi, bukan?

Nah dalam hal ini perlu sinergitas antara dokter dan apoteker. Dokter memeriksa fisik pasien luar dan dalam, apoteker meracik obat sesuai keluhan pasien.

Ketika suami sakit, istri harus sigap memberi pertolongan pertama. Anak sakit, ibu harus jadi orang yang selalu siap sedia.

Bahkan sejak masih single saya selalu mewanti-wanti diri saya,
"Seorang calon istri dan calon ibu tidak boleh sakit!"
Kejam? Ngga berperikemanusiaan? You may say. Hehe. Tapi maksud saya, itu sebagai ucapan kekuatan agar saya terus menjaga kesehatan.

Semoga kita semua para Moms and Ladies selalu diberi kesehata dan dapat selalu bermanfaat untuk keluarga utamanya dan orang-orang sekitar kita kemudian ya Moms!

Terimakasih banyak untuk Ikatan Apoteker Indonesia dan Kemenkes yang sudah berupaya mencerdaskan masyarakat dalam menggunakan obat. Terimakasih unuk doorprize bukunya.


Last but not least, yuk sosialisasikan DAGUSIBU pada orang sekitar dan jangan lupa untuk mengaplikasikannya ya Moms! Yuk jadi ibu melek obat dnegan DAGUSIBU!

24 komentar:

  1. Ya ampun aku banget itu. Buang asal buang. Makasih ilmu barunya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa kak.
      Sama sama. Smeoga bisa mempraktikkan ya kita ;)

      Hapus
  2. wah karena aku sih banyak tahu tentang obat jadi gak pernah seperti itu

    BalasHapus
  3. Dagusibu mengajarkan mom buat peduli terhadap obat dan jangan suka jadi dokter dengan mengira ngira penyakit orang lain dengan gejala sama dengan kita, lalu kasih bekas obat kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mpo, neda orang kemungkinan banget beda obat ya.

      Hapus
  4. ilmunya bermanfaat banget nih Mba.. secara aku suka sembarangan naro obat, apalagi kalo sakitnya agak nyiksa.. jadi males mikirin ngerapihin obat.. ampuni akuuuuu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duhhh semangaaat Mom! Semoga kita semua selalu diberi kesehatan ;)

      Hapus
  5. Kalau saya termasuk yang jawab Ya, Mbak. Tetapi DSA anak-anak saya selalu menjelaskan dulu komposisi obat yang akan dikasih, termasuk alasannya. Karena sudah menangani anak-anak saya sejak lahir sampai sekarang dan selalu cocok, jadi saya percaya aja

    BalasHapus
  6. Akupun sering begitu mba klo dh sembuh ya udah buang gk pernah perhatiin.. tp alhamdulillah sblum k dokter klo cuma flue aku ksh air hangat plus lemon.. sembuh jd jrang pakai obat kimia skrang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa ya Mom. Pengennya sih mengurangi obat2an Kimia yaa hehe

      Hapus
  7. Wah, ini sih harus di bookmark mba, semuanya hal baru bagi aku meski aku juga bukan org yg suka ngasih sembarang obat ke anak atau akunya sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa. Aku pengen semua ibu tahu tentang ini karena ibu adalah manajer rumah tangga termasuk dalam dunia perobatan keluarga.

      Hapus
  8. Aku suka simpen obat lalu dipakai lagi..Atau kadang asal buang..Hiks!
    Aku baru tahu per-obat-an setelah baca ini. Memang musti hati-hati ya. Jangan sembarangan :)
    Sepertinya kurang sosialisai maslah seperti ini dari pihak terkait. Padahal kalau sembarangan menangani obat kan bahayaaa!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa mba masih kurang. Oleh karena itu yuk kita bantu Kemenkes dan IAI mensosialisasikannya. Boleh bantu rrshare artikel ini mba hehe.

      Hapus
  9. Ilmunya keceee Mba, baru ngeh selama ini kalau buang obat ya buang aja. Padahal ada step stepnya 😂

    Terima kasih ya Mba sharingnya 😋

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akupun merasa insightful setelah datang event ini mba.
      Sama sama yaa.

      Hapus
  10. Kece banget sharingnya mba, saya sering banget nih buang sembarangan *tutup muka.
    Sama suka nyimpan sirup di kulkas, padahal udah tau mending di tempat biasa aja hahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ayoo mba kita ubah kebiasaan buruk, hijrah ke yang baik hehe.

      Hapus
  11. Aku alhamdulillah kalau obat memang dari dlu nggak sembarang buang, mba. Biasanya yang tablet aku hancurkan trus syrup aku tuang habis dan bungkusan botol aku copot. Nggak sampe mecahin botol sih tapi menurutku udah lumayanlah ya :p. Makasih ya mba info bermanfaat ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku nih belum sampe mecahun btol juga hehe. Ma samaaa.

      Hapus
  12. sering banget liat di tempat layanan kesehatan tentang dagasibu itu
    tp kadang cuma liat sekilas hehehe
    terimakasih sharingnya krn menambah wawasan banget apalagi bagi saya yang memang selalu menyimpan obat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku malah bary tau oas datang ke event ini mbaa hehe ayoo sosialisaskab yum mom.

      Hapus