"Buatlah uang bekerja untuk kita, bukan kita bekerja untuk uang."
Aku totally agree! Meski begitu, jangan kupakai yang namanya manajemen keuangan.
Wah, apa sih manajemen keuangan? Apakah semacam mengatur uang?
Yap, kurang lebih begitu. Manajemen keuangan adalah bagaimana kita mengatur arus uang yang masuk diperuntukkan apa saja agar tidak lebih besar pasak daripada tiang. Istilah kerennya, planning and budgeting.
Semasa single dan jadi mahasiswi, mana pernah aku kepikiran soal manajemen keuangan? Tahunya cuma dapat uang, dipakai buat traveling atau ikut lomba. Cuma mampir sebentar di rekening. Tapi single jaman sekarang, syukurnya udah banyak yang melek soal manajemen keuangan sejak sebelum menikah.
Alhasil ketika menikah barulah aku dihadapkan pada kehidupan nyata, bagaimana mengatur keuangan yang didapat suami. Waktu itu benar-benar single income, secara aku masih kuliah. Barulah masuk tahun kedua pernikahan, aku bisa menghasilkan uang sendiri.
Daily Needs, ini cabangnya paling banyak dan tentu saja aku tuliskan budgetnya masing-masing berapa seperti belanja bahan pangan, personal care.
Fun, ini dana untuk traveling atau kegiatan di luar. Ngga setiap bulan pasti kita melakukan tapi setidaknya dibudget-in aja dulu. Kalo ngga terpakai, bisa masuk reksadana.
Tabungan anak, ini untuk biaya pendidikan anak. Kami taruh di tabungan berjangka.
Setiap kali salary masuk, aku sebagai manajer keuangan rumah tangga langsung menghitung jumlah masing-masing pos. Nomor 4, 5 dan 7 kami ambil cash dan taruh di amplop. Tapi seiring berjalannya waktu, seiring pembayaran digital semakin marak dan direkomendasikan, kami memutuskan 50:50. Sebagian ditaruh amplop, sebagian disimpan di rekening.
Di awal berdirinya, kami masih belum punya ilmu soal manajemen keuangan keluarga & bisnis. Jadilah semua tercampur baur. Parahnya kami juga belum mbanking. Jadi benar-benar mengandalkan bukti transfer dari customer. Sampai suatu peristiwa terjadi. Saat itu ada transaksi senilai 1juta lebih. Customer sudah menyetorkan bukti transfer, aku langsung percaya dan segera melakukan pengiriman. Aku cek nominal di ATM pun jumlahnya bertambah, yang ternyata itu adalah transfer-an dari rekening suami, bukan customer.
Sampai beberapa hari kemudian, customer menanyakan apakah benar uang kemarin sudah masuk? Karena uang di rekening beliau tidak terpotong sama sekali. Akhirnya aku pergi ke bank, sampai mencetak rekening koran. Dan benar saja tidak ada nominal tersebut! Customer pun langsung mentransfer kembali dan aku bisa melacaknya lewat mbanking yang baru dibuat.
Untuk bisnis yang baru berdiri seperti Birupink Bookstore, angka ini sangat besar. Sungguh sebuah pembelajaran untuk membuat mbanking dan memisahkan keuangan keluarga dan bisnis.
Hal ini sesuai yang disampaikan oleh Aidil Akbar Madjid dalam acara yang aku ikut tempo hari. Acara bertajuk Ngopi Bareng Bang Amar 'Bijak Merencanakan Keuangan' ini dilaksanakan hari Sabtu 20 Maret 2021 via Zoom. Diselenggarakan oleh Amar Bank & Tunaiku, kegiatan ini dihadiri oleh para bloger yang ingin belajar lebih dalam soal pengelolaan keuangan.
Kegiatan ini dibuka oleh MC, dilanjutkan sambutan dari PKPRI dan Teh Ani Berta selaku founder Indonesian Social Blogpreneur.
- Hutang baik adalah hutang produktif yang diperuntukkan untuk mendapatkan "keuntungan" di masa depan atau pengembangan. Biasanya berkaitan dengan kebutuhan umum seperti KPR, modal bisnis, pendidikan dan investasi.
- Hutang tidak baik adalah hutang yang diperuntukkan hanya untuk senang-senang, tidak jelas tujuan masa depannya seperti credit card untuk berfoya-foya.
- Terpercaya dan memiliki reputasi yang baik
- Terdaftar dan diawasi OJK
- Limit relatif besar
- Cicilan bisa panjang
- Bunga komparatif
- Diutamakan memiliki aplikasi di Playstore
Di era digital ini semakin banyak bermunculan pinjaman digital. Namun berhati-hatilah terhadap pinjaman online illegal. Sudah marak kasus buruk terjadi akibat pinjol illegal ini seperti teror, bunga naik mendadak dan hal lainnya.
Masih menurut Advancing Women in Entrepreneurship, 8 dari 10 wanita sudah atau mau mempunyai usaha sendiri. Wow salut! Secara rinci 49% sudah berwirausaha, 45% ingin mempunyai usaha dan 6% lainnya.
Mereka yang baru akan memulai, biasanya memiliki beberapa gambaran seperti kurangebih rasa percaya diri, bingung memulai dari mana, modalnya dari siapa.
Di sesi kedua Ngopi Bareng Bang Amar ini diisi oleh Ghaida Nuris Tsara yang menjelaskan lebih lanjut soal Tunaiku sebagai solusi permasalahan keuangan, termasuk bagi para perempuan yang ingin mulai berwirausaha.
- Berusia 21-55 tahun
- Memiliki penghasilan
- Hanya bermodal KTP & tanpa jaminan
- Tinggal & bekerjadi wilayah cakupan Tunaiku
- > 140,000 customer menggunakan untuk merenovasi rumah
- > 100,000 customer menggunakan untuk modal Usaha
- > 45,000 customer untuk biaya pendidikan
- SILVER Rp30.000 per valid aplikasi
- GOLD Rp200.000 per pencairan dana
- Menginformasikan tentang Tunaiku secara jelas
- Membantu proses pendaftaran nasabah jika diperlukan.
- Tidak berbuat curang atau menyalahgunakan status referral seperti mengambil “uang formulir” mengatasnamakan Tunaiku, memberikan informasi yang salah mengenai pembayaran, menghilangkan nama Tunaiku dari proses pembayaran, menghilangkan nama Tunaiku dari proses Referral, mengatasnamakan nasabah yang tidak mengajukan aplikasi, dan sebagainya.
- Memberikan edukasi kepada para nasabah terkait pengecekan status pinjaman secara benar.
- Membantu menginformasikan cara pembayaran cicilan yang benar.
- Membantu mengingatkan pembayaran cicilan dengan kesadaran pribadi.
Di bulan Juni 2019, Amar Bank berstatus sebagai Bank BUKU II dengan modal inti lebih dari Rp 1 Triliun. Lalu pada tanggal 9 Januari 2020 telah efektif menjadi PT Bank Amar Indonesia Tbk dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham “AMAR”. Saat ini, 70% saham Bank dimiliki oleh masyarakat, baik individu dan entitas bisnis, sedangkan 30% sisanya dimiliki oleh Tolaram Group.
Wah, metode saving pakai amplop masih digunakan mamaku sampai sekarang mbak. Cara jadul tapi sangat simple dan bermanfaat.
BalasHapusHaha iyaa sepakat
Hapusnyokap pun menjadikan metode taro uang di amplop atau di lemari sebagai strategi menyimpan uang
BalasHapusHihitoss Samar ibunya Kak Aie
HapusMemanfaatkan kode referal yang ada di Tunaiku bisa jadi usaha sampingan juga ya. Lumayan kan itu sebulan bisa membawa lima orang saja udah lumayan penghasilnya
BalasHapusHihi bisae ajae teteh
HapusDi awal2 aku juga sempet pake metode amplop nih mba. Tp skrg knp malah jadi kendor ya. Dan akhirnya malah jadi kepale deh uangnya
BalasHapusTunaiku bisa jadi solusi keuangan juga nih, mudah pinjamananya dan bunganya juga ga gede, tapi tetep harus bisa mengatur keuangannya, agar uang pinjaman juga ga habis sia sia
BalasHapusUang bensin dan perawatan kendaraan itu yang biasanya kita lupa masuk anggaran. PAdahal hampir setiap hari keluar biaya untuk bensin ya (kalau bepergian dengan kendaran pribadi) Hehe.
BalasHapusPenting untuk alokasikan dana kita ya mbak.
Aku pakai metode amplop sejak jaman kuliah dulu karena dulu aku kan kerja, kuliah, dan membiayai adekku sekolah. JAdi tiap gajian masuk pos-pos amplop. Maklum dulu belum ada era digitalisasi seperti sekarang yang serba mudah
BalasHapus