Tampilkan postingan dengan label Parenting & Family. Tampilkan semua postingan

Hal Hal Penting yang Harus Diketahui dalam Merawat Gigi Anak



Moms, punya bayi/toddler itu memang menggerakkan yaa, apalagi ketika mereka blm bergigi. Nah ketika gigi mulai tumbuh, tugas kita adalah merawatnya dan mengajak anak merawatnya bersama. Kemarin aku baru saja ikut kuliah Whatsapp (kulwap) dari komunitas Mom Academy @mothersonmission tentang perawatan gigi anak bersama drg Adela.


No worries, buat Moms yang ngga menyimak, aku rangkum materinya.

Pertanyaan pertama: mengapa gigi anak harus dirawat?

Memetik Hikmah Tentang Keluarga Lewat Film Koki Koki Cilik 2



Setelah sukses dengan film Koki Koki Cilik 1 pada 2018 lalu, MNC Picture kembali menayangkan Koki Koki Cilik 2. Koki Koki Cilik 1 bercerita tentang sekelompok anak yang mengikuti Cooking Camp dengan segala konflik dan persoalan di dalamnya. 
Nah, Koki Koki Cilik 2 bercerita tentang kembalinya mereka ke Cooking Camp. Hari Kamis 21 Juni 2019 aku berkesempatan mengikuti press screening film Koki Koki Cilik 2 di Kota Kasablanka XXI.

Aku pribadi mengikuti film ini sejak awal, tepatnya sejak film Koki Koki Cilik 1. Baru kali ini lihat film tentang anak anak yang hobi masak.  Bikin aku makjleb karena seusia mereka apalah aku dibandingkan mereka.

A(n) (Ongoing) Journey: Between Me and Montessori



"Ketika keinginan belajar menyeruak, Allah bukakakan satu per satu pintunya dengan cara tak terduga.."

Oktober 201
Montessori. Oktober 2017 adalah kali pertama saya berkenalan dengan dunia ini.  Tepatnya lewat sebuah buku berjudul Jatuh Hati pada Montessori. Awalnya saya tak berniat membacanya, maklum sebagai reseller buku saya harus 'melek'  buku apa saja yang new released dan berpotensi punya nilai jual bagus. Nah salah satunya buku JHPM yang ditulis Mbak Vidya Dwina.

Lima Cara Menjadikan Keluarga Sebagai Ruang Tumbuh Kembang Anak Usia Dini



Anak kecil?  Sebagian perempuan mungkin menyukainya,  termasuk aku.  Eh tunggu dulu, anak kecil yang aku suka adalah mereka usia kelas 1 SD ke atas. Maklum dulu aku kerap melakukan pengabdian SD pelosok desa.

"Terus gimana dengan anak balita?"

Ah aku ga suka.  Anak balita itu cerewet,  ngga bisa diam... Pokoknya ga suka. Itu berarti secara ga langsung aku ngga tertarik sama anak usia dini.

Tapi semua berubah ketika aku menjadi seorang bunda...

Hari hariku diiisi oleh kehadiran seorang anak bayi yang kini berusia hampir dua tahun. Sejak dirinya lahir kecintaanku pada dunia pengasuhan anak usia dini mulai tumbuh dan kian membuncah. Buku-buku yang kebaca,  Artikel-artikel yang ku-browsing  di internet,  tentu ngga jauh-jauh dari itu.

Maka benarlah,
"Janganlah kamu berlebih-lebihan dalam membenci,  bisa jadi itu sesuatu yang kamu cintai kemudian hari... "

Ah kena deh!  :')

Ketika Anak Batita Tak Mau Berbagi



"Aaaarrghh.." terdengar teriakan dari ruang tamu ketika aku lagi meliput ke dapur,  meninggalkan anakku bermain dengan temannya. Ya,  itu suara my baby blue,  Icham.

Langsung aku menghampiri. Olala, ternyata Icham lagi merebut mainan yang sedang dipinjam temannya. Alias ga ridhoi mainannya dipinjam.

Duh gusti!

Kombinasi Imunisasi Lengkap dan Nutrisi Seimbang Untuk Generasi Sehat


Disuntik? NGGA MAU!

Sewaktu duduk di bangku SD saya paling ANTI pati sama yang namanya kegiatan vaksinasi. Saya pernah kabur ke masjid sekolah demi menghindari para petugas medis 's mengerikan' itu. Tentu saja karena saya belum paham dan belum pernah diberitahu manfaat dari imunisasi.

Ternyata begitupun dengan anak saya. Menjalani serangkaian kegiatan imunisasi, cukup membekas di otaknya. 

"Icham habis disuntik? Mana yang sakit?
"Nnih." ia menunjuk ke tangannya.


Untunglah saya tetap memperjuangkan imunisasi dasar lengkap walau saya ngga paham-paham banget manfaatnya.  Duh ketahuan ikit-ikutan. di usia 1.5 tahun kini, Icham sudah lulus imunisasi.  Tinggal imunisasi pengulangan saat SD nanti. Bagiku imunisasi adl salah satu ikhtiar menjaga anak dr beragam penyakit menular dan mematikan.

Eits tapi saya ngga nyesel!  Ternyata ikut-ikutan saya bermanfaat lho.  Ini baru saya sadari ketika hadir di acara tempo hari.

HELP Apps Solusi Urusan Rumah Tangga Tiada Henti


Suatu hari, ketika saya lagi 'diungsikan'  di rumah orangtua lantaran suami sedang dinas,  mesin pompa di rumah MATI. It means, aliran air terhenti,. Padahal yang namanya punya toodler, aliran air bersih sangat diperlukan; buat cebok, mandi, dan lain-lain.

Masalah lainnya muncul. Tukang air langganan keluarga kami ternyata lagi full job sampai minggu depan!  Ngga mungkin dong nungguin selama itu tanpa air? Minta air tetangga? Ya kali seminggu minta air 😅

Tips dan Tanya Jawab yang Harus Moms Tahu Sebelum Memulai Masa MPASI





Teringat Januari 2018 saat si bayi berusia 6 bulan. Saat 'pertempuran dunia MPASI' dimulai. Mulai dari baca buku, browsing, diskusi dengan para ibu kulakukan. Alhamdulillah ngga blind-blind banget. 😅

Tapi memang sebagai ibu baru,  fase MPASI adalah momok.  Apakah Moms merasa demikian juga? 

Enam Tempat Wisata Keluarga di Jogja yang Bisa Kamu Kunjungi dalam Tiga Hari Dua Malam



"Vacation is not only a wish. It's a need. It's a refreshment."

Liburan? Sebetulnya istilah itu baru aku gunakan beberapa waktu belakangan.  Sebelumnya aku lebih suka menggunakan istilah backpackeran,  khususnya ketika masih single.  Tapi baiklah untuk selanjutnya kita sebut liburan ya. Kenapa?  Sepertinya ini kata yang tepat untukku sebagai stay at home mom yang setiap hari berjibaku dengan urusan kerumahtanggaan.


Juli 2018 saat aku tengah berjuang meraih kelulusan sarjana,  aku sempat bergumam akan memberikan rewards bagi diriku yang telah menyelesaikan studi.  Simple aja,  jalan-jalan (ke luar kota). 

Rencana awal ingin ke Bandung di bulan September tapi karena satu dan lain hal,  harus dipertimbangkan.  Rencana kedua di akhir tahun,  tapi terpaksa batal karena urusan pekerjaan suami. Somehow,  rasanya nyesek!

Lantas apakah self rewards liburan versiku gagal total??

Bebas Main Tanpa Nyamuk dengan MY BABY Minyak Telon Plus



"Ibu-ibu.. anaknya Bu Slamet masuk RS, kena DBD. Yang mau jenguk, ditinggal sore nanti ya."

"Kemarin anaknya Bu Slamet, trus ini mau jenguk cucunya Bu Budi, DBD juga."


Di lingkungan perumahan saya setidaknya sudah ada dua anak yang terkena DBD dalam selang seminggu saja. Duh, ibu mana yang ngga parno?

Ngomong-ngomong soal anak Dan DBD, ada fakta mencengangkan. Simak terus postingan ini ya!

Review Buku "Mendidik Anak dengan Cinta" karya Sinta Yudisia


Entah bagaimana, sejak melahirkan aku banyak menjumpai postingan para ibu-ibu yang menjual beraneka macam buku edukasi tetang pengenalan akhlak dan tauhid pada anak. Sempat muncul dalam benakku:
Urgent bangetkah kehadiran buku ini?

Di satu sisi banyak aku lihat berita-berita tentang para remaja dengan kasus yang bikin miris; pencurian, narkoba, seks bebas, dll. Naudzubillahimin dzalik! 

Batinku, memang betul pendidikan tauhid sejak dini itu penting pake banget!

Entah bagaimana, suatu kali saya tertarik membaca sebuah buku berjudul MENDIDIK DENGAN CINTA. Buku ini ditulus oleh mbak Sinta Yudisia, senior saya di Forum Lingkar Pena.

Isinya sungguh menggugah. Intinya tentang bagaimana menanamkan tauhid pada anak. Berikut ulasan lengkapnya.


Musim Pancaroba, Saatnya Jadi Ibu Siaga



Moms, ngerasa ngga sih cuaca sedang galau sulit diprediksi? Pagi hari cerah, siang hari sampai malam hari hujan turun. Hari ini hujan, besok terang. Meskipun lebih seringnya berawan, gerimis atau bahkan hujan deras.

"Iya nih cucian ngga kering-kering."
"Dua hari jemur baju baru kering."


Eits, sebenarnya ada yang seharusnya lebih takutkan dari sekadar jemuran yang ngga kering-kering. Apa itu? Penyakit. Yes, penyakit di musim pancaroba lebih tepatnya.

Lima Cara Optimalkan Keaktifan Si Anak 1 Tahun



Setahun sudah usia Ahnaf, tepatnya di bulan Juli 2018 lalu. Alhamdulillah saya masih bisa mengASIhi hingga detik ini. Meskipin usianya baru menginjak satu tahun, tapi polahnya sungguh luar biasa. Sampai generasi pertama (nenek saya) dan generasi kedua (ibu saya) geleng-geleng dibuatnya. 

"Dulu, kecilnya ibumu anteng-anteng aja. Mbah sampai bisa masak, nyuci, daa lain-lain."
"Sewaktu kamu kecil, rasanya kamu lebih bisa diam dibanding anakmu."


Bersama Ibu Profesional Wujudkan Keluarga TERPAL



Pertengahan 2016

Seorang kawan mengunggah fotonya bersama seorang wanita bernama Ibu Septi Peni. Saat kutanyakan siapa beliau, ia menjawab "Ibu hebat beliau, Sya."

Penasaran, kucoba googling. Hasilnya? Beliau adalah pendiri Institut Ibu Profesional, sebuah wadah belajar bagi ibu dan calon ibu. Wah kelihatannya keren, pikirku, tapi kemudian berlalu begitu saja.

Maret 2017
Seorang teman di Facebook mengunggah foto sebuah sertifikat ia lulus kelas matrikulasi di Insitut Ibu Profesional (IIP). Hmm, lagi-lagi institut itu kudengar. Rasa penasaran mulai menggelayutiku. Jadi pengen ikutan deh, batinku. Apalagi saat itu kondisiku sedang hamil dan butuh ilmu-ilmu tentang keibuan. 

Mei 2017
Saya mendapat broadcast pendaftaran kelas matrikulasi IIP batch 4. Tanpa babibu, saya langsung mendaftar (isi gform dan bayar fee 100k). Singkat cerita, akhir Mei 2017 kelas pun dimulai. Saya masuk kelas Jakarta 2. 

Juni-Juli 2017
Finally,  terdaftar sebagai peserta kelas matrikulasi Ibu Profesional. Yippie! 

Lewat ibu profesional saya belajar banyak hal yang bisa aku implementasikan ke dalam keluarga kecilku. Dalam kelas matrikulaii Ibu Profesional setiap pekannya akan ada materi dari fasilitator. Ingat betul, saya selalu menyetel alarm ketika jam penyampaian materj akan berlangsung. Yah meskipun ada beberapa materi saya kelewatan tak menyimak dari awal, beruntung ada pdf dari mba fasilitator. 

Setelah materi, ditutup dengan penyampaian tugas pekanan atau diistilahkan dengan Nice Homework. Sungguh aku banyak belajar dari Nice Homework pula. Bukan sekadar formalitas, tapi sebagian besar tugasnya adalah praktik yang kemudian dituangkan dalam bentuk laporan tulisan di blog masing-masing. 

Semua pembelajaran ini bagiku menuju satu muara: Keluarga TERPAL

Apa tuh Keluarga TERPAL?


Lima Ide Aktivitas Motorik Anak 1 Tahun dengan Monde Boromon Cookies ala Bunda Visya




Moms, masih ingat kisah seorang anak balita yang (maaf) gemar merokok? Kira-kira apa yang menjadi faktor utama kebiasaan tersebut?


Tak lain dan tak bukan adalah orangtuanya. Ya, kebiasaan orangtua yang merokok, terlihat oleh anak, masuk ke alam bawah sadar dan akhirnya ditirunya. Akibatnya kebiasaan itu melekan dan sukit terhapus. Padahal usianya masih tergolong golden moment.

Mustela dan Bunda Melindungi Si Kecil Hari Ini Untuk Esok Hari




Beberapa bulan lalu, saya mendapati kulit punggung baby Ahnaf yang saat itu belum genap setahun, bersisik. Berbekal nasihat dari nenek saya, saya olesi minyak dari tukang pijat.
Setiap habis mandi saya oleskan, tapi kok ngga ngefek ya?

Ngga cuma itu, lusanya bertambah permasalahan kulitnya. Tampak bruntus merah di atas bokongnya. Hingga akhirnya beberapa hari ngga membaik, bahkan kian parah, saya putuskan ke dokter anak.

"Dok, apakah kulit bayi saya yang negitu sensitif?"
"Bu, sebenarnya kulit setiap n\bayi yang berusia di bawah setahun itu memang sensitif. Harus dijaga betul."

Dari situ saya tahu bahwa memang kulit bayi itu sensitif dan harus cermat memilih produk perawatan kulit.

Ngobrol Soal Seks sama Anak, Siapa Takut? [Parenting Talk QueenRides feat SKATA]



Saat duduk di bangku SMP, ketika guru biologi saya masuk ke chapter tentang reproduksi, saya paling sebal!

"Ihh ngapain sih bahas bahas begituan? Kan jorok!"

Pola pikir ini dipengaruhi oleh pola asuh saya di rumah. Jadi, tante saya adalah seorang kaboran yang punya koleksi buku kesehatan. Tentu di dalamnya ada gambar manusia telanjang dada. Nenek saya selalu melarang saya membukanya. Intinya keluarga saya ngga pernah ngajarin soal seks pada saya, secara formal. Katanya tabu!

Sayapun ikut memganggap demikian.

Optimalisasi 1000Hari Pertama Kehidupan Ananda dengan Metode Stimulasi Montessori




Setiap orangtua mendamba yang terbaik untuk buah hatinya. Setiap orangtua mendamba buah hati yang tumbuh aktif, cerdas dan bahagia.

Jika ditanya hal pertama yang harus diketahui dan dipahami oleh para calon orangtua ketika sebuah benih tertanam di rahim orangtua perempuan, barangkali sebagian besar tidak akan terpikirkan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) ananda. Hal ini terlihat dari survei kecil yang telah saya lakukan melalui akun media sosial.

Manfaat ASI & Menyusui Untuk Bayi, Ibu & Ayah




"ASI adalah hak bayi. Menyusui bukan saja kewajiban tapi juga hak seorang ibu."

Sepenggal kalimat di atas menjadi peganganku ketika masa menyusuiku telah tiba. Ya, ketika bayiku terlahir ke dunia pada 16 Juli 2017. Duh, mengingat momen itu mata jadi merembes deh Moms.

Baca: Kisah Di Balik Prestasi Terbaikku

Rasanya ingat betul, saat itu aku masih meraba-raba pengetahuanku soal ASI & menyusui. Bayangkan aja, aku baru baca-baca buku berkaitan dengan itu beberapa pekan sebelum melahirkan dan berlanjut sampai pekan pekan awal pasca pprsalinan. Telat? Better than never. Walaupun sebenarnya ngga telat-telat juga menurutku.

Hari pertama ASI ku belum keluar. Sebagai seoramg ibu baru tentu bingung. Tapi untunglah suami keukeuh bayi kami tidak untuk diberi susu formula ketika dokter anak menyarankan demikian. Olala, lesson life banget sih ini Moms, untuk pilih rumah sakit/klinik persalinan dan bidan/dokter anak/dokter kandungan yang PRO ASI!

Ibu Melek Obat dengan DAGUSIBU


Beberapa pekan lalu, Ahnaf demam disertai batuk dan pilek. Sesuai beberapa artikel ilmiah yang saya baca, sebaiknya diobservasi 1-2 hari sebelum dibawa ke dokter. Tiap malam saya kompres dengan stiker kompres. Pun saya susui sesering mungkin, tapi tetap mengusahakan ada asupan makanan yang dikonsumsinya. Syukurlah, demam menurun, tapi batpil (batuk pilek) tak kunjung membaik. Keputusan selanjutnya, ia saya bawa ke dokter.

Begitu diperiksa, dokter memberi resep obat. Saya tebus tanpa bertanya lebih lanjut, pun saya berikan padanya. Soal penyimpanan? Saya taruh di bufet. Begitu Ahnaf sembuh, obatnya saya buang begitu saja. Kemasan dan isi masih menyatu. Bahkan ada juga yang saya biarkan begitu saja di tempat obat. Barangkali di lain waktu dibutuhkan, pikir saya.

Moms, siapa yang pernah mengalami hal serupa dengan saya? Anak sakit, diperiksa dokter, disuruh tebus obat ibu itu manggut-manggut saja? Berdasarkan survei mini yang saya lakukan di instastory, demikianlah jawabannya.



See, masih banyak yang menjawab YA.

Oke, tadi soal mendapatkan obat. Soal penyimpanan dan pembuangan obat, adakah Moms yang melakukan hal yang sama dengan saya? Asal simpan saja, asal buang saja (plus isi daa kemasan masih bercampur)?

Nah lagi-lagi saya melakukan survei mini dan inilah hasilnya.