Kenapa (Bisa) Dia?

sumber: Pixabay

Ketika masih lajang, sejujurnya aku sudah mulai menyukai tema pernikahan dan jodoh. Tapi tentu dalam hal positif. Bicara soal jodoh, aku berkeyakinan:

"Jodoh itu dekat, jika ia jauh, maka bukan jodoh."
"Jodoh tidak akanntertukar."
"Jodoh akan datang di waktu yang tepat."

Bagaimana dengan kalian, dear Ladies?


Hingga ketika jodoh itu hadir, beragam tanya berkecamuk di hatiku, termasuk pertanyaan ini....
"Kenapa bisa dirinya yang dijodohkannya untukku?"

Bukan, bukan tanya menyangkal syukur. Sama sekali. Melainkan rasa ingin tahu makna Allah mempertemukan Kami dalam mahligai rumah tangga? Kami yang sebelumnya tak pernah bertegur sapa, apalagi bersua.

Sampai akhirnya perjalanan ini dimulai dan mulai kudapati alasan-alasanNya...

1. Ketertarikan yang Sama
Saat bertukar biodata, aku menyadari bahwa kami memiliki beberapa passion yang sama. Misal, ketertarikan di dunia keilmiahan dan organisasi semasa mahasiswa, passion di bidang kepenulisan dan pendidikan. Mengapa perlu hal yang sama? Tentu agar lebih "nyambung" dalam berumahtangga kelak.

Meski sebetulnya satu hal yang harus sama: VISI MISI HIDUP. Aku menambahkannya degan pola pengasuhan. Sebab ketika suami istri ada, tentu kelak anak akan hadir. Mereka butuh pola pengasuhan yang sekalian antar ayah ibunya, bukan?

2. Karakter Berbeda Untuk Saling Lengkapi
Mari kita lihat kepingan puzzle. Adakah yang satu sama lain saling menyamakan? Tentu tidak, Karena jika ada yang sama, tidak Akan terbentuk gambar sempurna dari kepingan puzzle.

Begitupun dengan jodoh, tak melulu harus Sama fisik hingga karakter. Tapi juga sewajarnya memiliki perbedaan. Sebab keduanya Akan saling melengkapi
Ya, dua alasan itu membuat tanyaku  terjawab: kenapa (harus) dia?


Pintaku padaNya, semoga kami dikuatkan selalu mengarungi bahtera ini dengan kebermanfaatan. Semoga kami bisa menua bersama di dunia dan bersua di surga. Aamiin.

0 komentar: